Kamis, 27 September 2012

Ciri-ciri Suami Shaleh


10 Sifat Calon Suami Yang Baik

Jika anda seorang wanita, carilah lelaki yang mempunyai sifat-sifat berikut.

Jika anda seorang lelaki, jadilah seorang lelaki yang mempunyai sifat-sifat berikut.
1. Kuat amalan agamanya. Menjaga solat fardhu, kerap berjemaah dan sholat pada awal waktu. Auratnya juga senntiasa dipelihara dan memakai pakaian yang sopan. Sifat ini boleh dilihat terutama sewaktu kesehariannya.

2. Akhlaknya baik, yaitu seorang yang nampak tegas, tetapi sebenarnya seorang yang lembut dan mudah bertolak ansur. Pertuturannya juga mesti sopan, melambangkan peribadi dan hatinya yang mulia.

3. Tegas mempertahankan maruahnya. Tidak berkunjung ke tempat-tempat yang boleh menjatuhkan kredibilitinya.

4. Amanah, tidak mengabaikan tugas yang diberikan dan tidak menyalahgunakan kuasa dan kedudukan.

5. Tidak boros, tetapi tidak pelit. Tahu membelanjakan uang dengan bijaksana.

6. Menjaga mata dengan tidak melihat perempuan lain yang lalu lalang ketika sedang bercakap-cakap.

7. Pergaulan yang terbatas, tidak mengamalkan cara hidup bebas walaupun dia tahu dirinya mampu berbuat demikian.

8. Mempunyai rekan pergaulan yang baik. Rekan pergaulan seseorang itu biasanya sama.

9. Bertanggungjawab. Lihatlah dia dengan keluarga dan ibu bapaknya.

10. Wajah yang tenang,Apabila berucap hati-hati dg kata2nya,.


~~~SEKIAN KEPADA WANITA JADIKAN DIRI ANDA BIJAK MEMBUAT PILIHAN~~~

Semoga bermanfaat
Semoga saya sendiri mndapatkan imam yang shaleh dan bisa membimbing keluarga :) aamiin lalalala~~~~ curhat....

Tips Mendapat Imam masa Depan :p


Pernikahan pasti menjadi tujuan semua orang yang telah merasa siap dan usianya pun telah mencukupi. Hanya saja, tidak semua orang yang telah cukup umur dan siap untuk menikah dapat segera mewujudkan mimpinya untuk membangun rumah tangga. Hal ini karena adanya kendala berupa belum adanya sosok yang pas di hati untuk dijadikan pasangan hidup.
Mendapatkan jodoh idaman memang tidak selalu mudah. Kadang ada sosok yang terasa cocok, tetapi apa daya cinta bertepuk sebelah tangan. Sering juga ada orang yang berusaha mendekati, tetapi dia tidak memenuhi kriteria yang dicari. Hingga akhirnya, jodoh tak kunjung ditemukan. Berikut adalah tips mencari jodoh yang baik yang dapat kamu lakukan hingga cita-cita kamu untuk membangun mahligai rumah tangga dapat segera terwujud.
1. Carilah jodoh idaman kamu di tempat-tempat yang baik, misalnya tempat ibadah, kegiatan sosial, melalui kerabat atau teman yang terpecaya.
2. Lihatlah teman-teman dan lingkungan pergaulannya. Karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh teman-teman dan lingkungan pergaulan. Jadi, jika kamu ingin mendapatkan jodoh yang baik, telitilah karakter, minat, atau kebiasaan teman-teman dari orang yang ingin kamu jadikan pasangan hidup karena pasti akan banyak kemiripan di antara mereka.
3. Lihatlah latar belakang keluarganya. Keluarga baik-baik umumnya akan melahirkan anak-anak yang baik pula.
4. Tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu, kamu harus mampu menerima kelebihan dan kekurangan dari calon pasangan hidup kamu. Jika kamu menetapkan lima kriteria dan dia hanya memiliki tiga, janganlah kamu lanngsung menganggap dia tidak memenuhi syarat, lalu terus mencari sosok lain yang memenuhi kelima kriteria kamu tersebut. Akan sangat sulit menemukan sosok yang memenuhi seluruh kriteria yang kamu tetapkan. Maka, jika sebagian besar kriteria telah terpenuhi, meskipun tidak seluruhnya, lebih baik kamu memilihnya sebagai pasangan hidup kamu ketimbang terus membuang waktu untuk mencari kesempurnaan yang tampaknya mustahil didapatkan.
5. Perbaikilah diri sendiri. Orang baik akan berjodoh dengan orang baik pula. Oleh karena itu, jika kamu ingin mendapatkan jodoh idaman yang baik, kamu terlebih dahulu harus senantiasa berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik.
6. Berdoa. Tuhan Mahakuasa atas segala sesuatu. Bersama semua usaha yang telah kamu jalankan, jangan lupa berdoa dan memohon pertolongan Tuhan agar kamu segera dipertemukan dengan jodoh yang baik untuk kamu. Ketika kamu merasa telah menemukan sosok yang cocok pun, jangan lupa berdoa agar Tuhan memberi pentunjuk apakah orang tersebut benar-benar baik untuk kamu. Hal ini karena baik menurut manusia tidak selalu baik menurut Tuhan.
Untuk mendapatkan jodoh idaman yang baik memang harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena jika salah pilih, akan menimbulkan penyesalan yang mendalam.

Tipe cowokmu seperti apa sih?

Kenali calon suamimu... :D


coba cari tau gimana sebenernya tipe calon suami kamu. Meski kadang bukan jaminan resmi doi punya tipe kayak gitu. Minimal kamu bisa mengenalinya sejak dini, jangan sampe salah pilih.
Mengenali tipe cowok yang lagi deket sama kamu, nggak semudah ngebalikin telapak tangan lho. Butuh waktu panjang yang kamu sendiri harus jeli dan tanggap sama situasi. So, apa gunanya sih mengenali tipe cowok, dari sana kamu bakal bisa memprediksi seperti apa nantinya kelanjutan hubungan kamu berdua.
Tipe playboy. Dari kehidupannya bisa terbaca gimana aktifitas hari-harinya selalu nggak jauh dari temen cewek. Cara dia memperlakukan para cewek tadi begitu bersahaja dan penuh kharisma. Cowok playboy juga punya ciri suka jaga penampilan dan mudah mengumbar kata-kata manis. Buat kamu yang mungkin udah terlanjur kepanah asmara sama tipe cowok ini, jangan harap punya hubungan jangka panjang. Karena jiwanya yang flamboyan nggak bakal tahan berlama-lama, udah nyantol ke orang lain lagi. Yang bisa ngedapetinnya adalah cewek yang tipe mandiri dan bisa lebih berani darinya.
Tipe setia. Beruntung banget deh yang dapetin tipe cowok ini. Pada prinsipnya cowok emang dilahirkan untuk mendua, tapi nggak semuanya lho. Masih banyak kok yang setia. Cowok tipe seperti ini biasanya udah lumayan mapan dan dewasa. Nah buat dijadiin pacar, yang kayak gini masuk dalam daftar buat jangka panjang.
Tipe posesif. Harus diwaspadain kalo kamu nemuin cowok yang punya ciri-ciri seperti ini. Perhatiannya cenderung berlebihan dan terlalu mengatur. Awalnya sih menyenangkan bisa dapet perhatian super intensif. Tapi lama-lama malah jadi boomerang buat ruang gerak kamu sendiri yang jadi terbatas, karena sikap protektifnya yang keterlaluan. Lebih baik jauhin deh cowok tipe kayak gini, bisa bikin kamu jadi nggak maju.
Tipe sahabat. Tipe cowok kayak gini asyik banget buat nemenin hari-hari kamu. Doi nggak bakal merasa terbebani ngejalanin aktifitasnya bersama kamu. Pokoknya fleksibel banget, mo jadi tempat curhat, temen nongkrong, temen segalanya deh. Dapetin cowok seperti ini mesti trus dipupuk, karena buat jangka panjang cukup diandelin jadi pendamping.
Tipe gengsian. Tipe cowok ini kadang nyebelin. Karena kehidupannya nggak jauh dari urusan gengsi. Penampilan harus oke, maunya yang bermerek dan trendy. Padahal mungkin koceknya nggak nyampe, tapi doi tetep nekad. Kalo kamu dapet cowok kayak gini, mesti ati-ati, kudu tanggap sama situasi. Jangan sampe malah kamu yang dirugikan.
Tipe pencumbu. Tipe cowok ini begitu ekspresif, kadang orang lain melihatnya jadi aneh. Karena bentuk cinta yang diungkapkannya cenderung vulgar. Di saat kapanpun juga meski mungkin disekitar kamu lagi banyak orang, dia nekad mencium kamu atau memeluk kamu. Maksudnya sih sederhana pengen meluapkan bentuk cintanya, tapi asosiasi orang di sekitar malah dianggap edan.

◦°˚˚♥ﷲ♥˚Istikharah Cinta◦°˚˚♥ﷲ♥˚


♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]:21)

Dari ayat tersebut telah jelas bahawa manusia diciptakan Allah dengan pasangannya. Jadi jangan merasa berkecil hati jika saat ini masih ada yang belum menemui jodohnya atau telah bertemu jodoh dan Allah berkehendak lain dengan jodoh tersebut

Urusan jodoh memang seringkali dikaitkan dengan “rahsia Tuhan” yang mengejutkan. Seseorang yang berparas menarik dan memiliki sekian kelebihan, tetapi tidak menemui pasangan. Sementara seseorang yang dipandang biasa-biasa saja lebih cepat berkahwin. Jodoh memang sudah ditentukannya tetapi bukan bererti kita cuma berdiam diri tanpa adanya usaha.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Menemukan pasangan menuntut sejumlah usaha aktif yang komprehensif. Usaha-usaha positif dalam menemukan pasangan dapat disebut sebagai “menjemput jodoh”. Bagi orang yang beriman, berdoa adalah puncak segala usaha. Bahkan Islam menyebut doa sebagai silah al-mu’min (senjata mu’min).

Dalam mengenali pasangan, manusia tetap dibatasi kemampuannya untuk melihat pada aspek-aspek fizikal jasmani dan hal-hal yang nampak dimata. Sementara aspek batin yang tersembunyi tetaplah milik Allah. Solat Istikarah merupakan upaya untuk memohon kepada Tuhan dalam membantu memilih calon pasangan. Jangan terburu-buru untuk menolah atau menerima sebelum upaya berdoa ini dilakukan agar tidak salah pilih.

Begitu dahsyatnya keajaiban solat istikarah dalam memantapkan hati dalam menentukan pilihan,Bahawasanya orang yang telah melaksanakan solat istikarah hendaklah melaksanakan apa yang telah diazamkannya, baik hatinya menjadi terbuka maupun tidak .

Bermunajat pada Allah dalam sepertiga malamnya memohon diberikan pilihan terbaik dalam hidupnya sebuah petunjuk dalam memantapkan hati mengenai  jodoh yang menjadi misteriNYA. 

Diatas Sajadah malam ini aku tertunduk pada gelap dan pekatnya malam,
meraba rahsia Mu Ya Allah atas jodoh yang kan kau pilihkan untukku
istikarah mencari jawapan untuk menggapai alhub fillah wa lillah
dalam doa ku bersimpuh pasrah
memohon datangnya jawapan kepada Sang Pemberi hidayah
bila jawapan itu masih menggantung di langit
maka turunkanlah
bila jawapan itu masih terpendam di perut bumi
maka keluarkanlah
bila jawapan itu sulit ku raih
maka mudahkanlah
bila jawapan itu masih jauh
maka dekatkanlah

Duhai kekasih sejati, Engkau Maha cahaya, Engkau Cahaya di atas Cahaya.
Dalam kerinduan mendalam, dalam tatih meniti Pintu Cahaya,
Aku di sini, bersimpuh untuk menjemput CINTA,
Cinta Seseorang Yang telah kau pilihkan semoga kan abadi di dunia dan Akhirat

“Ya Allah, Tuhan yang Maha Memiliki Rahsia, Tuhan yang Maha memegang kasih sayang seluruh jiwa kami, Tuhan yang Maha Penentu, Tuhan yang Maha Menyatukan jiwa-jiwa kami, ya Allah, aku merupakan hamba yang lemah, hamba yang tidak mampu mengawal diriku daripada fitrah seorang manusia yang memerlukan teman, memerlukan kekasih, memerlukan suami/isteri, memerlukan keluarga.

Ya Allah aku tidak mampu menahan diriku daripada terjeremus ke dalam kemaksiatan. Ya Allah, jika masanya telah tiba, jika apa yang aku mohon ini merupakan sesuatu yang terbaik disisiMu Ya Allah, terbaik buat agamaku Ya Allah, terbaik buat diriku, keluarga dan seluruh mukminin dan mukminat Ya Allah, maka aku memohon kepadaMu YaAllah agar aku ditemukan dengan jodoh yang terbaik di sisiMu Ya Allah. Setiap yang terbaik di sisiMu Ya Allah, pasti terbaik buat diriku Ya Allah.

Namun Ya Allah, jika masanya untuk dipertemukan dengan jodohku belum tiba YaAllah, maka Ya Allah, aku memohon kepadaMu agar Kau tunjukkan jalan-jalan untuk aku memiliki jodohku Ya Allah. Aku memohon agar Kau tunjukkan aku tuntutun-tuntutanMu yang perlu aku lakukan untuk memiliki jodohku Ya Allah. Ya Allah, Tuhan yang Maha Memakbulkan doa, Tuhan yang Maha Penentu jodoh, Ya Allah jauhilah aku daripada kemaksiatan, jauhilah aku daripada perkara-perkara yang tidak dapat memberikan manfaat, jauhilah aku daripada perkara-perkara yang Engkau murkai dan perkara-perkara yang menyesatkan diriku Ya Allah. Amin

Jadi, bagi yang belum bertemu jodoh, bersikap optimislah, temui serta jemputlah calon jodoh anda dengan ikhtiar yang maksimum. Yakinlah bahawa Allah telah menentukan segala sesuatu berpasang-pasangan. Mudah-mudahan Allah membimbing usaha anda untuk sampai kepada jodoh yang ditakdirkan. Amin.

Jangan menyerah kegagalan yang pernah terjadi dalam menjemput jodoh bukan bererti kegagalan selamanya.
Satu prinsip yang kan selalu melekat dihati ” La Tahzan Innalloha Ma’ana”
Senyum terindah untuk jodoh yang Allah telah persiapkan.

Post Situs Web By:Muslimah Sholehah
selengkapnya Kunjungi blog http://andikaalbanjariiiyahoocom.blogspot.com/2011/04/istikharah-cinta.html#links

Semoga bermanfa'at.insya Allah

Bilamana catatan ini dirasa bermanfaat bagi Para Sahabat ?
Maka Sebarkanlah dgn cara klik tombol "share/bagikan" dibawah catatan ini,
semoga membawa PERUBAHAN ke yang lebih baik bagi Bangsa ini & menjadi amal jariyah bagi kita semua,aamiin... :-)

"Barang siapa MENUNJUKKAN pada KEBAIKAN ,maka baginya PAHALA seperti orang yang MELAKUKANnya ." (HR.Muslim)
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
  

Tips Menghilangkan Komedo


Cara Menghilangkan Komedo

  • Untuk yang langganan Komedo (Sering mengalami), coba batasi diri anda untuk mengkonsumsi beberapa jenis makanan ini : cokelat, susu cokelat, telur, durian, kacang tanah, alpukat, kacang mete, keju, krim bubuk ,mangga matang, segala jenis susu (full cream, low atau non fat), santan, gorengan, kerang dan daging berlemak.
  • Buatlah masker pembersih komedo menggunakan campuran air jeruk nipis, minyak Almond dan Gliserin. Oleskan ke bagian wajah dan diamkan beberapa menit, hal ini juga bisa untuk menghilangkan noda hitam pada wajah bekas komedo maupun jerawat.
  • Pilihlah pembersih yang cocok untuk jenis kulit wajah anda, carilah pembersih wajah yang bisa membuat kulit wajah anda benar-benar bersih, segar, dan berseri. Beri tenggang waktu selama sebulan untuk mencoba efektivitas dan keampuhan pembersih yang Anda gunakan sebelum pindah ke produk merk lain.
  • Membersihkan Komedi menggunakan Lidah buaya. Caranya gampang, patahkan beberapa batang / daun lidah buaya lalu oleskan lendirnya yang berwarna jernih tersebut ke seluruh permukaan wajah yang berkomedo.
  • Membersihkan komedo menggunakan Es batu, Caranya anda hanya perlu mengoleskan atau menempelkan bongkahan es batu tersebut di sekitar area wajah yang terkena komedo sampai 10 menit.
  • Kulit Jeruk ternyata juga bisa digunakan untuk menghilangkan komedo, dengan cara kulit jeruk tersebut kita basahkan / beri sedikit air, kemudian tempelkan di wajah anda yang ada komedonya, tehnik ini bisa dilakukan sebelum tidur. Untuk lebih meyakinkan, diamkan kulit jeruk tersebut menempel di Komedo tersebut sampai anda terbangun esok hari.
  • Komedo juga bisa diatasi dengan Putih telur, caranya: Campurkan sebutir putih telur dengan 1 sendok teh madu alami. Aduk Sampai benar benar rata dan oleskan pada wajah. Tunggu sampai mengering. Untuk menghilangkan bekas telur tersebut anda bisa mencuci muka dengan air hangat. Tips ini lebih baik digunakan sebelum tidur…
  • Facial adalah salah satu cara terbaik untuk menghilangkan komedo di wajah secara tuntas. Biasakan melakukan facial secara berkala dan setelah masa Menstruasi. Ini bertujuan menghindari terjadinya perubahan hormon dan kelenjar Sebasia selama masa menstruasi yang memproduksi minyak lebih banyak.


BAB 2
Pentingnya Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
Pentingnya tahun-tahun awal kehidupan seseorang sudah disadari oleh semua pihak , karena pada usia dinilah otak individu berkembang sangat pesat , bahkan hasil penelitian yang dapat dipercaya , menyatakan bahwa perkembangannya mencapai hingga lebih dari 50%. Usia dini adalah fase fundamental bagi perkembangan individu yang disebut juga sebagai golden age atau usia emas. Implikasinya pada bidang pendidikan usia dini adalah diperlukan langkah yang tepat (signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia tersebut.
Salah satu langkah yang signifikan dan strategis , pembekalan yang optimal pada anak , adalah didahului dengan memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan pada anak usia dini, termasuk dalam bidang pembelajaran sains untuk anak. Pemahaman dan penguasaan akan tujuan dan ruang lingkup pendidikan sains akan banyak membantu pengajar dan orang dewasa lainnya dalam penguasaan program-program pembelajaran sains untuk anak usia dini yang dianggap tepat. Bagian ini , merupakan payung bagi penyelenggara pendidikan dan pembelajaran sains pada anak, karena akan banyak membantu dalam pembuatan perencanaan, pengelolaan kegiatan , maupun dalam melaksanakan evaluasi serta dalam pengadaan berbagai sumberdaya dan pendukung lainnya.
A.    Tujuan Pembelajaran Sains Bagi Anak
a.    Pentingnya tujuan dalam pembelajaran sains
Menempatkan tujuan yang jelas pada setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini , termasuk dalam pengembangan pembelajaran sains merupakan suatu keharusan, karena rumusan-rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan dari suatu program pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. tersandar dan memiliki karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat ketepatan (validity), kebermakaan (meaningfulness), fungsional dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.

Pentingnya menyajikan tujuan , khususnya dalam pengembangan pembelajaran sains adalah terkait dengan fenomena-fenomena realitas sains yang ada dan terjadi selama ini. Sains sebagai salah satu alat pengungkap keberadaan dan rahasia alam raya dan isinya atau sebagai salah satu sarana mencapai tujuan hidup manusia sangat penting untuk dipahami dan dikuasai.
b.    Tujuan pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini
Pentingnya dirumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tepat dalam bidang pendidikan sains pada anak. Hal tersebut disadari sangat penting karena kekeliruan dalam penentuan dan pemilihan tujuan akan berakibat dan berakhir dengan fatal sebagaimana yang dideskripsikan di atas. Tujuan pendidikan sains sejalan dengan tujuan sekolah, yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya maupun jasmaninya atau mengembangkan intelektual, emosional dan fisik-jasmani, atau aspek (domain) kognitif, afektif dan psikomotor anak (Abruscato, 1982).
Tujuan mendasar dari pendidikan sains adalah untuk mengembangkan individu agar melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamental dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia di mana mereka hidup (su-maji, 1988).
Leeper (1994), pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan empat hal yaitu:
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Misalkan tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan , dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat.
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik).
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berbeda dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Dari seluruh uraian di atas, secara lebih rinci tujuan sains atau pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut :
·         Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan terkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
·         Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang
·         Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di luar lingkungannya.
·         Menfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu , tekun , terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab , bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya
·         Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
·         Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penjabaran tujuan pendidikan dan pembelajaran sains yang dikaitan dengan ketiga dimensi utama di atas dapat dijelaskan masing-masing sebagai berikut :
 pertama , dimensi sains sebagai produk tuijuan-tujuan pengembangan pembelajaran sains diarahkan pada pengenalan dan penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori maupun aspek-aspek lain yang terkait dengan hal-hal yang ditemukan dalam bidang sains itu sendiri.

Kedua , dimensi sains proses ; yaitu tujuan dirahkan pada penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali dan mengenal sains. Kemampuan akhirnya adalah anak menguasai cara-cara kerja yang ditempuh dalam menyingkap alam dan menyelesikan masalah yang terkait dengannya.
Ketiga , dimensi sains sebagai sikap, maksudnya adalah pengembangan pembelmajaran sains pada anak usia dini secara bertahap diarahkan pada suatu pembentukan pribadi atau karakter (cha-racter bulding), sehingga anak sebagai sasaran dan yang akan menjadi ouput serta outcame pendidikan dan pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan benih-benih sikap yang sesuai dengan tuntutan dan criteria sebagai seorang benar dalam memahami dan mendalami sains, dengan kata lain sikap ilmuwan diperkenalkan secara berangsur-angsur sejak anak memulai atau mengenali sains. Program pembelajaran sains pada anak usia dini, yang pembinaannya dari waktu ke waktu diharapkan meningkat, diantaranya :
1.      Sikap jujur
2.      Sikap kritis
3.      Sikap kreatif
4.      Sikap positif terhadap kegagalan
5.      Sikap kerendahan hati
6.      Sikap tidak mudah putus asa
7.      Sikap keterbukaan untuk dikritik dan diuji
8.      Sikap menghargai dan menerima masukan
9.      Sikap berpedoman pada fakta dan data yang memadai
10.  Hasrat ingin tahu yang tinggi.

B.     Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Anak.
a)      Nilai sains bagi pengembangan kemampuan kognitif anak
Abruscato 1982, bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, adalah keliru. Teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya atau belajarnya.
Tetapi sebaliknya ketepatan guru dalam melaksanakan tindakan-tindakan dalam pembelajaran akan berdampak positif pada anak, jangka pendek maupun jangka panjang ; yaitu bagi kehidupan anak kelak karena sesungguhnya pengalaman-pengalaman masa kecil merupakan indikator kehidupan seseorang dimasa depannya, kegiatan-kegiatan masa kecil seseorang, merupakan simulasi bagi kehidupan dewasanya (solehuddin, 1997).
b)      Nilai sains bagi pengembangan afektif anak
Dimensi afektif , anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu karakter yang mempribadi atau mengindividualisasi pada jati diri anak, jika dalam pengembangaannya disesuaikan dengan tuntutan prilaku yang terjadi secara nyata dalam kehidupan anak.
c)      Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik, biasanya mengarah pada tuntunan anak memiliki kesanggupan untuk menggerrakkan anggota tubuh dan bagaian-bagiannya.

C.     Nilai Sains Bagi Perkembangan Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
v  Nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreativitas anak
Perkembangan kreativitas pada anak parasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di-akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu mengaplikasikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai gagasan , untuk kemampuan atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan-pertanyaan.

v  Nilai sains bagi pengembanagan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupannya.
Aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semaakin baik jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktulisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara.
v  Nilai sains bagi perkembangan religius anak
Liek Wilardja (1997) menyatakan dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada anak maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapi kesulitan, bahkan dapat membuhkan nilai religius yaitu rasa bersyukur dan memulaikan-nya.
B. Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak
            Bagaimana kontribusi sains bagi pengembangan kohnitif, afektif dan psikomotorik anak? Telah diuraikan bahwa tujuan dari pengembangan pembelajaran sains adalah relevan dengan tujuan dan kurikulum sekolah, artinya aspek domain yang diharapkan tercapai dan dikuasai anak pada pengembangan sains akan menentukan terwujudnya tujuan sekolah secara umum. Nilai sains bagi kehidupan anak sebagai insan sekolah maupun pribadi menjadi lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.
            Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan dilingkungannya.
a.       Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak
Abruscato menilai bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, itu adalah keliru. Mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya. Jadi nilai sesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif harus mengarah pada isi dan proses. Dalam mengarahkan anak untuk menguasai isi pengetahuan, dilakukan melalui proses atau aktivitas yang bermakna. Fasilitasi mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bisa mencakup dimensi isi maupun proses tersebut, misal: melalui observasi, membaca, diskusi, eksperimen, atau media yang relevan.
b.      Nilai Sains Bagi Pengembangan Afektif Anak
Setiap anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Dimensi afeksi tidak dapat melekat kuat sebagai suatu dampak pembelajaran, jika diperkenalkan dan ditanamkan pada anak melalui verbal semata; tetapi hendaknya diperkenalkan melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang dikembangkan mereupakan suatu pola prilaku yang benar-benar diwujudkan dalam perbuatan. Pembelajaran sains, sesuai dengan karakteristiknya banyak memberikan kesempatan pada anak untuk dapat mengekspresikan emosi pada dunianya. Begitu besar pengaruh kehidupan dan lingkungan anak terhadap pembentukan nilai afeksi pada diri anak, maka tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan, bermakna menyentuh anak sehingga dapat menumbuh-kembangkan afeksi anak secara positif. Artinya dapat membentuk anak yang memiliki jati diri dan sikap-sikap sebagai ilmuwan.
c.       Nilai Sains Bagi Pengembangan Psikomotorik Anak
Disamping nilai pengembangan pembelajaran sains berkontribusi positif pada kemajuan kognitif dan afeksi anak, pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Dengan demikian irama dimensi perkembangan anak seimbang. Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik; biasanya mengarah pada tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk menggerakan anggota tubuh dan bagian-bagiannya. Kemampuan ini diperuntukan agar anak dapat memanipulasi lingkungannya. Dalam memanipulasi lingkungan diperlukan koordinasi antara pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh untuk melakukannya (baik dengan motorik kasar maupun motorik halusnya), dan pada anak perlu dikembangkan kedua-duanya.
            Motorik kasar anak dapat berkembang melalui aktivitas sains sebagai pengganti, missal: dengan membentuk bangunan dari pasir, tanah, bercocok tanam bunga, dan lain-lain; yang semuanya merupakan bagian dari aktivitas sains. Sedangkan keterampilan motorik halus dapat dilakukan melalui aktivitas menggaris dengan pinsil dan penggaris, mengukur, memilih benda-benda (kasar, halus dan lain-lainnya).
C. Nilai Sains Bagi Perkembangan Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
Telah dikemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak dikembangkan dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi bagi mereka yang melaksanakannya. Pada bagian ini akan meneropong nilai sains seara lebih jauh, ternyata sains tidak hanya berperan dan berpengaruh terhadap tiga kemampuan utama anak saja (kognitif, afektif dan psikomotor); tetapi kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berfikir kritis, kemampuan dalam mengaktualisasikan diri, dan menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai religious pada mereka (Abrucato, 1982).
C.nilai sains pengembangan berfikir kritis dan kreatifitas , aktualisasi diri kehidupan anak, serta pengembangan nilai religius anak
Telah di kemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak yang dikembangakan dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi kepada mereka yang melaksakanya. Uraian pada bagaian ini akan meneropong nilai sains secara lebih jauh, ternayata sains tidak hanya berperan dan berpengaruh terhadap tiga kemampuan anak saja (kongnitif,afektif, psikomotorik) : tetapi kemampuan guru dan sekolah memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatitas anak, kemampuan berfikri kritis, kemampuan berfikir kritis,kemampuan anak dalam mengaktulisasikan diri, dan menyiapakan diri anak dalam mengatasi kehidupanya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruscato, 1982)

a) nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreatifitas anak
melalui pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Setting dan lingkungan belajar yang di sediakan akan meransang anak untuk memnuculkan pertanyan-pertanyaan menakjubkan dan tidak terduga. Dan itulah wujud dari berfikir dan belajar kreaatif yang nyata. Telah diketahui bahwa bepengembangan kreatiftas pada anak prasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang meski di-akomdasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu mengaplikasinya kemampuan kongnif, afektif, dan psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai gagasan, untuk kemampuam atau keterampilanya, produk benda/sesuatu bentuk pertnya-pertanya .
Selama kegiatan sains kretifitas anak akan diwujudkanya secara nyata  dalam bentuk menemukan konsep baru (dari bacaan), mengakreasi keterampilan baru/ahli ( cara memberi makan ikan atau binatang), dan lain-lain.dan kegiatan sains dapat mengembangkan anak secara signifikasi adalah harus memenuhi syarat, misalkan kegiatan sains yang baik untuk mengembangkan  kretatitas  anak adalah harus di wujudkanya dengan kegiatan  pembelajaran sains yang kretif, sebab aktifitas kreatif tidak mungkin tetrjadi tanpa penciptan lingkungan belajar yang kretif, serta semua pihak harus mendukungnya, baik guru, kepala sekolah,. Dan lain-lain. Pokoknya seluruh komponen lingkungan sains diusahkan memberikan dukungn yang optimal (total environmrnt)
bagitu pula terhadap pengembangkan kemampuan berfikir kemampuan berfikir kritis pada anak, dengan kemasan pembelajaran sains yang kondusif anak akan mengenali lebih baik objek atau lingkungan yang dipelajarinya. Pembelajaran seperti itu akan membentu anak mengenali secara langsung berbagi hal. Anak akan mengenal tantangan kehidupan dan peluang-peluangnya. Dengan penyedian pengelaman langsung melalui pembelajaran sains, kekuatan intelektual anak menjadi terlatih secara stimulasi dan terus-menetus. Dengan sering mengamati, maka keterampilan berfikir kritis akan berkembang.
Berbagi cara praktis yang di anjurkan untuk dapat mempercepat cepat berfikir kritis pada anak, misalnya dengan menciptakan berbagi stuasi yang dapat dikritisi, meminta anak untuk menelusuri sebab-sebabnya, dan membuat atau mengajukan pertanyan-pertanyaan yang dapat merangsang (seputar kehidupan anak). Contoh sederhana, membahas topik sabun (gelembungan), topik kapal dan lipatan kertas, dan sebagainya, dapat dikreasi oleh guru sendiri .
b) nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupanya            
Secara konsisten jika praktek-praktek pengembangan pembelajaran sains pada anak dikemas sedemikian rupa , maka kematangan pada aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semakin baik. Artinya jika stimulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang,akan berkontribusi posotif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktyalisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas.hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan invertasu bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara. Nilai lainya pengembangan pembalajaran sains yang kondusif kini merupakankehidupanya kelak secara lebih baik. Pengembangan pembelajaran sains yang kondisif pada anak usia dini merupakan predictor tersedianya warga negara yang berkualitas di masa mendatang. Serta pembelajaran sians baik saat  ini merupakan predictor karier dan masa depan anak yang cerah.
c)nilai sains bagi perkembangan religius anak
            Bahkan lebih jauh, sumadji (1988) mengakuui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains, ia akan merasa semakin kecil sebagai mahluk di bandingkan tuhan, itulah nilau lainya dari sains, ternyata pemahaman akan sains  berkolerasi dengan peningkatan kesadaran religius seseorang. Issac netwon misalnya, fisikawa termuka mengibaratkan dirinya sebgaua anak kecil yang sedang bermain kerang dipantai, sedangkan lautan yang mebentang luas ibarat sains. Juga einstetens , senula atheis karena menekui sains menjadi yakin adanya tuhan
            Semua manfaat dan nilai-nilai sebgaimana yang telah  di sajikan di atas akan semakin tinggi nilai melakat pada anak, jika  dalam pengembangan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan dan lebih bermakna . apalagi bla interkasi antara anak dan lingkungnya dipersipkan dan dikemas secara terprogram serta terlaksanaknya dengan intervensi yang tepat dan sesuai dengan tugas-tugas perkembangan anak. Maka sasaran yang lebih tinggi akan akan tercapai  perkembangan anak. Maka sasaran yang lebih tinggi akan tercapai Like Wilardaya (1997)menyatakan, dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berrpengsaka, menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapu kesulitan bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu rasa bersyukur  dan memulaikan-Nya.
           




























Rabu, 26 September 2012

Hymne UPI


syahdu wangi bumi siliwangi
utara bandung raya
tampak jelas bercemerlang UPI
Universitas Pendidikan
rentang riwayatmu berirama warna
pelangi menghias nusa
nusantara bumi tercinta
tinggi mulia citra UPI kita
candradimuka jiwa... jiwaaa
daya insan berilmu beriman
jadi warga wira utama
Pencrah masa depan
Bangsa Indonesia
Bimbingan ilahi serta
semoga damba kami nyata 

Pentingnya Pengembangan Pembelajaran Sains pada AUD



BAB 2
Pentingnya Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
Pentingnya tahun-tahun awal kehidupan seseorang sudah disadari oleh semua pihak , karena pada usia dinilah otak individu berkembang sangat pesat , bahkan hasil penelitian yang dapat dipercaya , menyatakan bahwa perkembangannya mencapai hingga lebih dari 50%. Usia dini adalah fase fundamental bagi perkembangan individu yang disebut juga sebagai golden age atau usia emas. Implikasinya pada bidang pendidikan usia dini adalah diperlukan langkah yang tepat (signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia tersebut.
Salah satu langkah yang signifikan dan strategis , pembekalan yang optimal pada anak , adalah didahului dengan memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan pada anak usia dini, termasuk dalam bidang pembelajaran sains untuk anak. Pemahaman dan penguasaan akan tujuan dan ruang lingkup pendidikan sains akan banyak membantu pengajar dan orang dewasa lainnya dalam penguasaan program-program pembelajaran sains untuk anak usia dini yang dianggap tepat. Bagian ini , merupakan payung bagi penyelenggara pendidikan dan pembelajaran sains pada anak, karena akan banyak membantu dalam pembuatan perencanaan, pengelolaan kegiatan , maupun dalam melaksanakan evaluasi serta dalam pengadaan berbagai sumberdaya dan pendukung lainnya.
A.    Tujuan Pembelajaran Sains Bagi Anak
a.    Pentingnya tujuan dalam pembelajaran sains
Menempatkan tujuan yang jelas pada setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini , termasuk dalam pengembangan pembelajaran sains merupakan suatu keharusan, karena rumusan-rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan dari suatu program pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. tersandar dan memiliki karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat ketepatan (validity), kebermakaan (meaningfulness), fungsional dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.

Pentingnya menyajikan tujuan , khususnya dalam pengembangan pembelajaran sains adalah terkait dengan fenomena-fenomena realitas sains yang ada dan terjadi selama ini. Sains sebagai salah satu alat pengungkap keberadaan dan rahasia alam raya dan isinya atau sebagai salah satu sarana mencapai tujuan hidup manusia sangat penting untuk dipahami dan dikuasai.
b.    Tujuan pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini
Pentingnya dirumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tepat dalam bidang pendidikan sains pada anak. Hal tersebut disadari sangat penting karena kekeliruan dalam penentuan dan pemilihan tujuan akan berakibat dan berakhir dengan fatal sebagaimana yang dideskripsikan di atas. Tujuan pendidikan sains sejalan dengan tujuan sekolah, yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya maupun jasmaninya atau mengembangkan intelektual, emosional dan fisik-jasmani, atau aspek (domain) kognitif, afektif dan psikomotor anak (Abruscato, 1982).
Tujuan mendasar dari pendidikan sains adalah untuk mengembangkan individu agar melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamental dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia di mana mereka hidup (su-maji, 1988).
Leeper (1994), pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan empat hal yaitu:
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Misalkan tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan , dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat.
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik).
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berbeda dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Dari seluruh uraian di atas, secara lebih rinci tujuan sains atau pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut :
·         Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan terkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
·         Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang
·         Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di luar lingkungannya.
·         Menfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu , tekun , terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab , bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya
·         Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
·         Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penjabaran tujuan pendidikan dan pembelajaran sains yang dikaitan dengan ketiga dimensi utama di atas dapat dijelaskan masing-masing sebagai berikut :
 pertama , dimensi sains sebagai produk tuijuan-tujuan pengembangan pembelajaran sains diarahkan pada pengenalan dan penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori maupun aspek-aspek lain yang terkait dengan hal-hal yang ditemukan dalam bidang sains itu sendiri.

Kedua , dimensi sains proses ; yaitu tujuan dirahkan pada penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali dan mengenal sains. Kemampuan akhirnya adalah anak menguasai cara-cara kerja yang ditempuh dalam menyingkap alam dan menyelesikan masalah yang terkait dengannya.
Ketiga , dimensi sains sebagai sikap, maksudnya adalah pengembangan pembelmajaran sains pada anak usia dini secara bertahap diarahkan pada suatu pembentukan pribadi atau karakter (cha-racter bulding), sehingga anak sebagai sasaran dan yang akan menjadi ouput serta outcame pendidikan dan pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan benih-benih sikap yang sesuai dengan tuntutan dan criteria sebagai seorang benar dalam memahami dan mendalami sains, dengan kata lain sikap ilmuwan diperkenalkan secara berangsur-angsur sejak anak memulai atau mengenali sains. Program pembelajaran sains pada anak usia dini, yang pembinaannya dari waktu ke waktu diharapkan meningkat, diantaranya :
1.      Sikap jujur
2.      Sikap kritis
3.      Sikap kreatif
4.      Sikap positif terhadap kegagalan
5.      Sikap kerendahan hati
6.      Sikap tidak mudah putus asa
7.      Sikap keterbukaan untuk dikritik dan diuji
8.      Sikap menghargai dan menerima masukan
9.      Sikap berpedoman pada fakta dan data yang memadai
10.  Hasrat ingin tahu yang tinggi.

B.     Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Anak.
a)      Nilai sains bagi pengembangan kemampuan kognitif anak
Abruscato 1982, bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, adalah keliru. Teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya atau belajarnya.
Tetapi sebaliknya ketepatan guru dalam melaksanakan tindakan-tindakan dalam pembelajaran akan berdampak positif pada anak, jangka pendek maupun jangka panjang ; yaitu bagi kehidupan anak kelak karena sesungguhnya pengalaman-pengalaman masa kecil merupakan indikator kehidupan seseorang dimasa depannya, kegiatan-kegiatan masa kecil seseorang, merupakan simulasi bagi kehidupan dewasanya (solehuddin, 1997).
b)      Nilai sains bagi pengembangan afektif anak
Dimensi afektif , anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu karakter yang mempribadi atau mengindividualisasi pada jati diri anak, jika dalam pengembangaannya disesuaikan dengan tuntutan prilaku yang terjadi secara nyata dalam kehidupan anak.
c)      Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik, biasanya mengarah pada tuntunan anak memiliki kesanggupan untuk menggerrakkan anggota tubuh dan bagaian-bagiannya.

C.     Nilai Sains Bagi Perkembangan Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
v  Nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreativitas anak
Perkembangan kreativitas pada anak parasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di-akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu mengaplikasikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai gagasan , untuk kemampuan atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan-pertanyaan.

v  Nilai sains bagi pengembanagan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupannya.
Aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semaakin baik jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktulisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara.
v  Nilai sains bagi perkembangan religius anak
Liek Wilardja (1997) menyatakan dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada anak maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapi kesulitan, bahkan dapat membuhkan nilai religius yaitu rasa bersyukur dan memulaikan-nya.

B. Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak
            Bagaimana kontribusi sains bagi pengembangan kohnitif, afektif dan psikomotorik anak? Telah diuraikan bahwa tujuan dari pengembangan pembelajaran sains adalah relevan dengan tujuan dan kurikulum sekolah, artinya aspek domain yang diharapkan tercapai dan dikuasai anak pada pengembangan sains akan menentukan terwujudnya tujuan sekolah secara umum. Nilai sains bagi kehidupan anak sebagai insan sekolah maupun pribadi menjadi lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.
            Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan dilingkungannya.
a.       Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak
Abruscato menilai bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, itu adalah keliru. Mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya. Jadi nilai sesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif harus mengarah pada isi dan proses. Dalam mengarahkan anak untuk menguasai isi pengetahuan, dilakukan melalui proses atau aktivitas yang bermakna. Fasilitasi mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bisa mencakup dimensi isi maupun proses tersebut, misal: melalui observasi, membaca, diskusi, eksperimen, atau media yang relevan.
b.      Nilai Sains Bagi Pengembangan Afektif Anak
Setiap anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Dimensi afeksi tidak dapat melekat kuat sebagai suatu dampak pembelajaran, jika diperkenalkan dan ditanamkan pada anak melalui verbal semata; tetapi hendaknya diperkenalkan melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang dikembangkan mereupakan suatu pola prilaku yang benar-benar diwujudkan dalam perbuatan. Pembelajaran sains, sesuai dengan karakteristiknya banyak memberikan kesempatan pada anak untuk dapat mengekspresikan emosi pada dunianya. Begitu besar pengaruh kehidupan dan lingkungan anak terhadap pembentukan nilai afeksi pada diri anak, maka tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan, bermakna menyentuh anak sehingga dapat menumbuh-kembangkan afeksi anak secara positif. Artinya dapat membentuk anak yang memiliki jati diri dan sikap-sikap sebagai ilmuwan.
c.       Nilai Sains Bagi Pengembangan Psikomotorik Anak
Disamping nilai pengembangan pembelajaran sains berkontribusi positif pada kemajuan kognitif dan afeksi anak, pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Dengan demikian irama dimensi perkembangan anak seimbang. Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik; biasanya mengarah pada tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk menggerakan anggota tubuh dan bagian-bagiannya. Kemampuan ini diperuntukan agar anak dapat memanipulasi lingkungannya. Dalam memanipulasi lingkungan diperlukan koordinasi antara pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh untuk melakukannya (baik dengan motorik kasar maupun motorik halusnya), dan pada anak perlu dikembangkan kedua-duanya.
            Motorik kasar anak dapat berkembang melalui aktivitas sains sebagai pengganti, missal: dengan membentuk bangunan dari pasir, tanah, bercocok tanam bunga, dan lain-lain; yang semuanya merupakan bagian dari aktivitas sains. Sedangkan keterampilan motorik halus dapat dilakukan melalui aktivitas menggaris dengan pinsil dan penggaris, mengukur, memilih benda-benda (kasar, halus dan lain-lainnya).
C. Nilai Sains Bagi Perkembangan Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
Telah dikemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak dikembangkan dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi bagi mereka yang melaksanakannya. Pada bagian ini akan meneropong nilai sains seara lebih jauh, ternyata sains tidak hanya berperan dan berpengaruh terhadap tiga kemampuan utama anak saja (kognitif, afektif dan psikomotor); tetapi kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berfikir kritis, kemampuan dalam mengaktualisasikan diri, dan menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai religious pada mereka (Abrucato, 1982).
C.nilai sains pengembangan berfikir kritis dan kreatifitas , aktualisasi diri kehidupan anak, serta pengembangan nilai religius anak
Telah di kemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak yang dikembangakan dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi kepada mereka yang melaksakanya. Uraian pada bagaian ini akan meneropong nilai sains secara lebih jauh, ternayata sains tidak hanya berperan dan berpengaruh terhadap tiga kemampuan anak saja (kongnitif,afektif, psikomotorik) : tetapi kemampuan guru dan sekolah memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatitas anak, kemampuan berfikri kritis, kemampuan berfikir kritis,kemampuan anak dalam mengaktulisasikan diri, dan menyiapakan diri anak dalam mengatasi kehidupanya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruscato, 1982)

a) nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreatifitas anak
melalui pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Setting dan lingkungan belajar yang di sediakan akan meransang anak untuk memnuculkan pertanyan-pertanyaan menakjubkan dan tidak terduga. Dan itulah wujud dari berfikir dan belajar kreaatif yang nyata. Telah diketahui bahwa bepengembangan kreatiftas pada anak prasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang meski di-akomdasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu mengaplikasinya kemampuan kongnif, afektif, dan psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai gagasan, untuk kemampuam atau keterampilanya, produk benda/sesuatu bentuk pertnya-pertanya .
Selama kegiatan sains kretifitas anak akan diwujudkanya secara nyata  dalam bentuk menemukan konsep baru (dari bacaan), mengakreasi keterampilan baru/ahli ( cara memberi makan ikan atau binatang), dan lain-lain.dan kegiatan sains dapat mengembangkan anak secara signifikasi adalah harus memenuhi syarat, misalkan kegiatan sains yang baik untuk mengembangkan  kretatitas  anak adalah harus di wujudkanya dengan kegiatan  pembelajaran sains yang kretif, sebab aktifitas kreatif tidak mungkin tetrjadi tanpa penciptan lingkungan belajar yang kretif, serta semua pihak harus mendukungnya, baik guru, kepala sekolah,. Dan lain-lain. Pokoknya seluruh komponen lingkungan sains diusahkan memberikan dukungn yang optimal (total environmrnt)
bagitu pula terhadap pengembangkan kemampuan berfikir kemampuan berfikir kritis pada anak, dengan kemasan pembelajaran sains yang kondusif anak akan mengenali lebih baik objek atau lingkungan yang dipelajarinya. Pembelajaran seperti itu akan membentu anak mengenali secara langsung berbagi hal. Anak akan mengenal tantangan kehidupan dan peluang-peluangnya. Dengan penyedian pengelaman langsung melalui pembelajaran sains, kekuatan intelektual anak menjadi terlatih secara stimulasi dan terus-menetus. Dengan sering mengamati, maka keterampilan berfikir kritis akan berkembang.
Berbagi cara praktis yang di anjurkan untuk dapat mempercepat cepat berfikir kritis pada anak, misalnya dengan menciptakan berbagi stuasi yang dapat dikritisi, meminta anak untuk menelusuri sebab-sebabnya, dan membuat atau mengajukan pertanyan-pertanyaan yang dapat merangsang (seputar kehidupan anak). Contoh sederhana, membahas topik sabun (gelembungan), topik kapal dan lipatan kertas, dan sebagainya, dapat dikreasi oleh guru sendiri .
b) nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupanya            
Secara konsisten jika praktek-praktek pengembangan pembelajaran sains pada anak dikemas sedemikian rupa , maka kematangan pada aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semakin baik. Artinya jika stimulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang,akan berkontribusi posotif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktyalisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas.hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan invertasu bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara. Nilai lainya pengembangan pembalajaran sains yang kondusif kini merupakankehidupanya kelak secara lebih baik. Pengembangan pembelajaran sains yang kondisif pada anak usia dini merupakan predictor tersedianya warga negara yang berkualitas di masa mendatang. Serta pembelajaran sians baik saat  ini merupakan predictor karier dan masa depan anak yang cerah.
c)nilai sains bagi perkembangan religius anak
            Bahkan lebih jauh, sumadji (1988) mengakuui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains, ia akan merasa semakin kecil sebagai mahluk di bandingkan tuhan, itulah nilau lainya dari sains, ternyata pemahaman akan sains  berkolerasi dengan peningkatan kesadaran religius seseorang. Issac netwon misalnya, fisikawa termuka mengibaratkan dirinya sebgaua anak kecil yang sedang bermain kerang dipantai, sedangkan lautan yang mebentang luas ibarat sains. Juga einstetens , senula atheis karena menekui sains menjadi yakin adanya tuhan
            Semua manfaat dan nilai-nilai sebgaimana yang telah  di sajikan di atas akan semakin tinggi nilai melakat pada anak, jika  dalam pengembangan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan dan lebih bermakna . apalagi bla interkasi antara anak dan lingkungnya dipersipkan dan dikemas secara terprogram serta terlaksanaknya dengan intervensi yang tepat dan sesuai dengan tugas-tugas perkembangan anak. Maka sasaran yang lebih tinggi akan akan tercapai  perkembangan anak. Maka sasaran yang lebih tinggi akan tercapai Like Wilardaya (1997)menyatakan, dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berrpengsaka, menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapu kesulitan bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu rasa bersyukur  dan memulaikan-Nya.