LAPORAN OBSERVASI
Nama
TK : TK BBTMC (Balai Benih Tani
Makmur Cihea)
Kelas : B
Waktu : Sabtu, 11 Februari 2012
Running Record :
Kelas ini berjumlah 32 orang dengan didampingi 3
orang guru. Waktu belajarnya dimulai dari pukul 07:30 sampai 10:00. Bel
berbunyi tepat pada pukul 07:30, anak-anak berhamburan keluar dan segera
berbaris di halaman. Pada awalnya anak belum menunjukkan sosial emosional yang
kurang baik.Tetapi, ketika baris didepan kelas ada 3 orang anak perempuan yang
tidak mau baris di depan, lalu tiga anak perempuan itu terus saja bergiliran
saling menyuruh temannya agar baris didepan dia.
Seperti biasa anak-anak bernyanyi dan berbaris. Pada
saat memasuki ruang kelas, sebagian anak tertib satu persatu masuk ke ruang
kelas dan duduk dengan rapi. Tetapi tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang
mendorong temannya sampai jatuh lalu berlari ke tempat duduknya tanpa merasa
bersalah.
Kebetulan pada hari itu adalah hari Sabtu, jadi
disekolah memfokuskan kegiatan pembelajaran Pengembangan Agama anak. Anak-anak
diwajibkan memakai pakaian muslim dan memakai kopiah bagi laki-laki dan
kerudung bagi perempuan. Tetapi ada 2 orang anak yang tidak memakai kerudung,
mereka beralasan gerah, walaupun guru telah membujuk mereka agar memakai
kerudung tetap saja tidak mau menurut, tapi pada akhirnya mereka menyerah juga
dan mau memakai kerudungnya.
Hal pertama yang dilakukan didalam
kelas adalah menanyakan kabar dan berdo’a seperti biasanya. Hanya saja setelah
berdo’a anak-anak mulai mendalami agama yaitu hafalan surat-surat pendek.
Diucapkan bersama-sama dengan guru, dan sebagian dari mereka mengikutinya
dengan baik. Juga ketika melantunkan Asmaul Husna anak-anak mencoba untuk
mengikuti gurunya. Anak-anak juga cukup antusias dan mengikutinya dengan baik.
Setelah selesai melantunkan Asmaul
Husna, anak-anak belajar mengenal huruf hijaiyah. Guru memberikan contoh
terlebih dahulu dan ditulis di papan tulis. Ketika guru menulis ada satu orang
anak yang malah tiduran di lantai. Ketika bersama-sama mengucapkan huruf
hijaiyah tersebut ada sebagian anak yang sangat pelan membacanya. Kemudian
anak-anak ditunjuk dan menunjuk diri untuk membacanya sendiri. Ada 2 orang yang
menunjuk diri, tetapi ada juga yang ditunjuk oleh guru dan keempatnya lancer
dalam pengucapannya.
Setelah selesai diperkenalkan, anak-anak
diberi buku Latihan Agama yang berisi tentang huruf-huruf tadi dan anak-anak
diberi tugas untuk menulisnya kembali pada buku tersebut sampai kotak-kotaknya
terpenuhi lalu dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.
Selesai pembelajaran, sudah waktunya
anak-anak untuk beristirahat. Ada yang bermain di halaman, ada pula yang hanya
berdiam diri di kelas dan ada jga yang makan. Diamati pada kegiatan ini, anak
cukup disiplin dan tertib dalam penggunaan alat bermain karena memang alat
permainannya banyak dan beragam, ditambah lagi cuaca diluar sangat terik
sehingga banyak anak-anak yang hanya diam di kelas dan makan di saung halaman
sekolah.
Setelah masuk, kegiatan tidak
berjalan dengan kondusif, karena anak-anak dan guru sibuk dengan persiapan
untuk Porseni ( Pekan Olah Raga dan Seni). Anak-anak sangat antusias dalam
latihan. Anak-anak dibagi menjadi beberapa macam lomba seperti : lomba hafalan
surat pendek, lomba mawarnai, lomba bernyanyi, lomba bernyanyi pupuh, lomba menari
dan lomba senam. Setelah selesai anak baca do’a dan pulang.
Pendapat saya:
Perkembangan anak-anak mulai matang
ketika mereka memasuki semester 2 apalagi di kelas B. mereka sudah mulai
terbiasa dengan kegiatan bermain sambil belajar. Begitupun dengan perkembangan
sosial emosionalnya, meskipun masih ada yang tampak seperti pemalu, jail, dan
pembangkangan tapi secara keseluruhan anak tidak ada yang ngebos, ataupun anak
yang manja dan tidak mau ditinggal oleh ibunya.
Menurut saya ada anak yang mencari
perhatian saya, terutama anak laki-laki, karena dari perilakunya dia
seolah-olah ingin saya perhatikan dan ingin saya tegur. Mereka mencoba untuk
bertanya “Bu, dimana coba lokernya saya?” pertanyaannya sederhana, ada juga
yang sekedar “Ibu, coba lihat pekerjaan saya.” Tapi dia hanya bertanya hal itu
hanya kepada saya. Mungkin dia ingin mencoba untuk mengakrabkan diri. Berarti
mereka sudah tidak pemalu, ya untuk sebagian anak.
Sikap pemalu pada saat membaca
huruf-huruf hijaiyah juga bukan berarti dia tidak mampu, buktinya ketika dia
ditunjuk oleh guru, dia dengan keras dan benar dalam membacanya.
Sebagian anak juga sudah belajar
disiplin untuk tertib dan rapi saat berbaris dan masuk ke ruangan kelas.
Cara guru menangani :
1. Ketika
ada anak perempuan yang tidak mau memakai kerudung, guru mencoba untuk
membujuknya. Dengan pujian, bahwa mereka akan lebih cantik jika memakai
kerudung.
2. Ketika
ada anak mendorong temannya sampai jatuh, guru hanya bilang, “anak shaleh,
tidak akan mendorong temannya sampai jatuh, ayo minta maaf sayang”.
3. Ketika
ada yang pemalu dikelas, guru menunjuknya agar anak tidak minder dan menjadi
sosok yang pemberani.