Selasa, 30 Oktober 2012

UTS Permasalahan AUD


UTS Permasalahan Anak Usia Dini
Jawaban harus menggunakan tulis tangan, dikumpulkan hari Selasa 6 November 2012, pukul 12.00 diloker dr. Tatan Tandu Bela, DSAK M.Kes
1.      Jelaskan secara lengkap mengenai sensory system pada manusia beserta permasalahannya yang bisa terjadi pada anak?
2.      Seorang anak laki-laki usia 25 bulan dikeluhkan oleh orang tuanya belum bisa berjalan, anak tersebut baru bisa berdiri dengan bantuan.
a)    Uraikan hal-hal apa lagi yang harus Anda perhatikan dan Anda ketahui mengenai permasalahan anak tersebut.
b)   Bagaimana penanganan secara terpadu pada kasus tersebut.
3.      Seorang anak perempuan berusia 4 tahun telah didiagnosis obesitas.
a)    Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk mencari faktor-faktor penyebab obesitas?
b)   Bagaimana penanganan obesitas pada anak tersebut dengan memperhatikan tumbuh kembang anak?

UTS Kesehatan dan Gizi 2


UTS Kesehatan dan Gizi 2
Jawaban harus menggunakan tulis tangan, dikumpulkan hari Senin 5 November 2012, pukul 12.00 diloker dr. Tatan Tandu Bela, DSAK, M.Kes
1.      Uraikan langkah-langkah resusitasi jantung paru secara lengkap pada bayi, anak, dan dewasa?
2.       Uraikan secara komperhensif mengenai Child Survival dan Child Abuse? (misalnya mengenai definisi, klasifikasi, penanganan dll)
3.      a. Bagaimana pendapat anda mengenai anak jalanan?
b. Bagaimana penanganan anak jalanan menurut anda dengan pendekatan sosiokultural dan psikomedika?

Minggu, 28 Oktober 2012

Resep Nugget Sayur

Tugas Kesehatan dan Gizi 2



Bahan Membuat Makanan Untuk Anak Nugget Sayur:
  • 100 g udang, haluskan
  • 100 g wortel, parut
  • 100 g bayam, haluskan
  • 100 ml santan
  • 2 btr telur
  • 50 g tepung sagu
  • 2 sdt garam
  • 1 sdt merica halus
  • 1 sdt gula pasir

Bumbu Halus:

  • 3 btr bawang merah, haluskan
  • 1 siung bawang putih, haluskan
  • 1 sdt parutan jahe

Bahan Pelapis:

  • 1 btr telur
  • 100 g tepung roti
  • Minyak goreng untuk menggoreng
Pelengkap:
  • Saus tomat atau mayones
Cara Membuat  Makanan Untuk Anak  Nugget Sayur:
  1. Campur udang dan sayur halus dengan santan, telur, tepung sagu, garam, merica, dan gula pasir, aduk rata. Tambahkan bumbu halus, aduk rata.
  2. Siapkan loyang atau pinggan tahan panas, olesi dengan minyak goreng, tuangkan adonan lalu kukus selama 20 menit, angkat dan dinginkan.
  3. Setelah dingin, potong dengan bentuk karakter binatang, celupkan ke dalam telur kocok dan lumuri dengan tepung roti. Simpan di dalam lemari pendingin selama 2 jam.
  4. Panaskan minyak dan goreng hingga kecokelatan, angkat dan tiriskan.
  5. Sajikan bersama kentang goreng dan saus tomat. Hias sesuai selera hingga menarik dan membuat anak terpancing menyantapnya.
Untuk 6 porsi
Nilai gizi per porsi:
Energi: 166 Kkal
Protein: 6,8 g
Lemak: 7,1 g
Karbohidrat: 11,3 g
Sumber : Tabloid-Nakita.com


Tugas Kesehatan dan Gizi 2
Roasted Sandwich With Tuna Salad
Bahan Sandwich Panggang Sisi Tuna:
  • 6 Lembar roti tawar, panggang sebentar
  • gr daging tuna kalengan, suwir-suwir
  • 1 buah telur, rebus, kupas, potong membulat
  • 2 lembar keju cheddar
  • 40 gr kacang polong kalengan
  • 2 lembar daun selada
  • 1 buah tomat, potong membulat
  • 1 sdm saus tomat
  • 1/2 sdm saus sambal
  • 2 sdm mayonnaise
  • 1 sdm bawang Bombay cincang
  • ½ sdm margarin
Cara Membuat Sandwich Panggang Sisi Tuna:
  1. Panaskan margarin, tumis bawang Bombay hingga harum, tambahkan ikan tuna, kacang polong, saus sambal dan saus tomat, masak sambil diaduk hingga mendidih. Angkat. Tambahkan saus mayonnaise, aduk rata. Sisihkan.
  2. Siapkan roti tawar, alas dengan daun selada. Beri tumisan ikan tuna, ratakan. Beri potongan telur, tomat dan lembaran keju.
  3. Tutup atasnya dengan lembaran roti yang lain. Potong-Potong. Atur dalam kotak bekal.
Untuk 3 Porsi
Nutrisi/Porsi:
Protein: 15.9 g
Lemak: 30.7 g
Karbohidrat: 26.2 g
Energi: 379.8 kal
Sumber : budiboga.blogspot.com

Resep Nasi Goreng Berselimut untuk anak TK


Tugas Kesehatan dan Gizi 2
Bahan Nasi Goreng :
  • 250 gr nasi putih
  • 100 gr daging ayam, potong dadu
  • 60 gr kacang polong
  • 60 gr wortel, potong dadu
  • 1 buah tomat, potong dadu
  • 1 batang daun bawang, potong-potong
  • 3 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • ½ sdm kecap manis
  • 1 sdm saus tomat
  • 3 sdm minyak goreng
  • ½ sdt garam halus
Bahan Bahan Telur Dadar :
  • 2 butir telur
  • ¼ sdt lada halus
  • ¼ sdt garah halus
  • 1 sdm minyak goreng
Cara Membuat Nasi Goreng Berselimut :
  1. Nasi Goreng: Panaskan minyak, tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum. masukan daging ayam, masak hingga daging berubah warna.
  2. Tambahkan nasi putih, saus tomat, tomat, wortel dan kacang polong. Bumbui lada dan garam, masak hingga semua bahan matang.
  3. Sesaat sebelum diangkat, tambahkan daun bawang, aduk rata. Angkat, dinginkan.
  4. Telur Dadar: Masukan telur dalam mangkuk, bumbui lada dan garam, kocok sebentar. Panaskan sedikit minyak dalam wajan datar, tuang satu sendok sayur telur, buat dadar tipis. Lakukan hingga habis.
  5. Penyelesaian: Siapkan satu lembar telur dadar, masukan beberapa sendok nasi goreng ke dalamnya. Bugkus menyerupai dadar gulung. Atur dalam dalam kotak bekal.
Untuk 3 Porsi
Nutrisi/Porsi:
Protein: 20.3 g
Lemak: 17.8 g
Karbohidrat: 87 g
Energi: 590.4 kal
Sumber : budiboga.blogspot.com

Resep Makanan anak TK "BOLA Keju"


Bahan-bahan :
  • 100 g daging ayam, rebus, potong halus bentuk dadu
  • 75 g keju cheddar, parut
  • 100 g terigu
  • 100 g margarin
  • 350 ml susu cair
  • 100 g bawang bombai, cincang halus
  • 1 sdt kaldu bubuk
  • 2 sdt gula pasir
  • 1 sdt garam
  • 1/2 sdt merica bubuk
  • 1/4 sdt pala bubuk
  • 1 sdm peterseli cincang
  • 600 ml minyak goreng secukupnya
  • Tusukan gigi (plastik)
Pelapis:
  • 100 g terigu
  • 100 g tepung roti halus
  • 2 btr telur, kocok

Cara Membuat Bekal Praktis Bola Keju
:
  1. Panaskan margarin, tumis bawang bombai hingga harum, masukkan terigu sekaligus dan aduk dengan cepat. Tuang susu cair sedikit demi sedikit sambil aduk terus hingga rata dan adonan menyatu membentuk bola, kecilkan api.
  2. Masukkan gula pasir, garam, merica, pala, daging ayam, keju parut dan peterseli cincang. Aduk lagi sampai benar-benar rata. Biarkan dingin.
  3. Ambil 1/2 sdm adonan, lalu bentuk bulat. Lumuri masing-masing bulatan dengan tepung terigu. Celupkan ke dalam kocokan telur, gulingkan di atas tepung roti hingga rata. Diamkan dan simpan dalam lemari es selama 30 menit.
  4. Panaskan minyak goreng dalam jumlah banyak di atas api besar agar bola-bola ayam tidak pecah.
  5. Sajikan dengan wadah cup kertas dengan tusukan plastik.

Untuk 6 porsi
Nilai gizi per porsi:
Energi: 346 Kal
Protein: 10,4 g
Lemak: 24,7 g
Karbohidrat: 19,7 g
TIP
  • Hidangan ini sangat kaya protein.
  • Kandungan gizinya makin lengkap karena diperkaya dengan keju dan susu.
  • Protein tinggi dapat meningkatkan stamina anak selama melakukan perjalanan.
Sumber : Tabloid-Nakita

Selasa, 23 Oktober 2012

Pengertian Difusi Inovasi Pendidikan


Difusi adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang suatu bentuk inovasi antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula.
Secara umum, difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial dalam masyarakat.
Difusi inovasi pendidikan adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan, ide, karya dan sebagainya sebagai produk inovasi pendidikan, maka aspek komuniksai menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, ide, ataupun produk di bidang pendidikan tersebut. Dalam konteks difusi inovasi pendidikan, saluran komunikasi yang digunkana merupakan alur suatu proses penyebarluasan gagasan pendidikan tersebut.
Bagaiman agar terjadi proses difusi sehingga inovasi itu mudah diterima oleh anggota masyarakat atau sasaran inovasi? Hal ini tergantung beberapa faktor di antaranya:
1.      Faktor pembiayaan (Cost). Biasanya semakin murah biaya yang dikeluarkan untuk inovasi, maka akan semakin mudah diterima oleh kelompok masyarakat sasaran, walaupun kualitas itu sendiri sangat ditentukan oleh mahalnya biaya yang dikeuarkan.
2.      Risiko yang muncul sebagai akibat pelaksanaan inovasi. Inovasi akan mudah diterima manakala memiliki efek samping yang sangat kecil. Suatu inovasi tidak akan mudah dan dapat diterima apabila memiliki risiko yang tinggi.
3.      Kompleksitas. Inovasi akan mudah diterima oleh masyarakat sasaran manakala bersifat sederhana dan mudah dikomunkasikan. Semakin rumit bentuk inovasi itu akan semakin sulit juga untuk diterima.
4.      Kompabilitas. Artinya, mudah atau sulitnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat sasaran ditentukan juga oleh kesesuaian dengan kebutuhan, tingkat pengetahuan, dan keyakinan masyarakat pemakai.
5.      Tingkat keandalan. Suatu bentuk inovasi akan mudah diterima manakala diketahui tingkat keandalannya. Untuk mengetahui tingkat keandalannya itu bentuk inovasi terlebih dahulu harus diujicobakan secara ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Tanpa keandalan yang pasti, orang akan ragu untuk mengadopsinya.
6.  Keterlibatan. Bentuk inovasi dalam proses penyusunan melibatkan kelompok masyarakat sasaran, akan mudah diterima.
7.      Kualitas penyuluh. Inovasi perlu disosialisasikan untuk diketahui dan dipahami oleh masyrakat sasaran. Kualitas penyuluh ditentukan bukan hanya oleh kemampuan penyuluh saja, akan tetapi tingkat keahlian yang bersangkutan.
Faktor-faktor di atas, sangat mempengaruhi keberhasilan penyebarluasan dan penerimaan inovasi pendidikan.Oleh karena itu faktor-faktor tersebut dapat juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan berbagai bentuk inovasi pendidikan.

Senin, 22 Oktober 2012

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

Evaluasi merupakan proses pengumpulan data hasil belajar, perkembangan anak, perilaku anak, metode belajar, media belajar, proses belajar, profil guru, untuk menggambarkan dan dianalisis sehingga bisa membuat keputusan lalu disajikan, dianalisis, untuk mengetahui hasil sehingga menghasilkan keputusam ( mengubah, mempertahankan, atau meningkatkan).
Tujuan Evaluasi :
1. Untuk mencapai suatu program
2. Sebagai laporan
3. untuk menilai hasil belajar
4. identifikasi kebutuhan siswa
5. untuk memperbaiki program
6. sebagai tolak ukur keberhasilan siswa
7. mendiagnosis kesulitan.

Fungsi Evaluasi
1. Fungsi Diagnosis : mendiagnosis kesulitas belajar anak
2. Fungsi Penempatan : dalam hal menyebarkan anak
3. Fungsi Selektif
4. Fungsi Bimbingan : mengetahui mana anak yang perlu bimbingan ekstra dan tidak. untuk mencari jalan keluar bagi masalah-masalah siswa.
5. Fungsi Intruksional : berkaitan dengan proses pembelajaran.

Test dan Non Test

Wawancara dan Paper pencil test
untuk alat evaluasi ini diharapkan tidak diterapkan untuk mengevaluasi anak usia dini, hal itu karena anak usia dini masih kurang dalam hal pembendaharaan katanya sehingga mereka terkadang kesulitan mengungkapkan apa yang mereka ingin katakan. selain itu paper pencil test akan menyulitkan anak dalam menulis karena sebagian besar anak masih belum bisa merangkai kata dan motorik halusnya pun belum cukup kuat untuk menulis beberapa kata. ooh yaa 1 hal lagi ketika anak ditanyai suatu pertanyaan maka anak akan menjawab apa yang mereka rasakan SEKARANG mereka tidak bisa mengingat kemarin, seminggu yang lalu,

TEST
Alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif
VALIDITAS
RELIABELITAS
TERSTANDARISASI
TESTER YANG TERLATIH
LISENSI



Definisi Agresif dan Indikatornya


Agresif perilaku seseorang yang diwujudkan dalam tindakan penyerangan secara fisik maupun non fisik terhadap orang lain yang dapat membahayakan atau mencederai orang lain. Perilaku agresif juga dapat disebut sikap yang bermusuhan yang ada pada diri manusia. Hal ini berarti bahwa tindakan atau perilaku menyakiti orang lain baik secara fisik maupun non fisik dan sosial dapat diindikasikan sebagai bentuk tindakan perilaku agresif.
Indikatornya :
Menurut Anantasari (2006: 80, 90, 91, 107), ciri-ciri perilaku agresif sebagai berikut:
1) Perilaku menyerang; perilaku menyerang lebih menekankan pada suatu perilaku untuk menyakiti hati, atau merusak barang orang lain, dan secara sosial tidak dapat diterima.
Contoh; sikap anak yang mempertahankan barang yang dimiliknya dengan memukul.
2) Perilaku menyakiti atau merusak diri sendiri, orang lain, atau objek-objek penggantinya; perilaku agresif termasuk yang dilakukan anak hamper pasti menimbulkan adanya bahaya berupa kesakitan yang dapat dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain. Contohnya ketika anak memukul-mukul meja dengan tangannya saat marah.
4) Perilaku yang melanggar norma social; perilaku agresif pada umumnya selalu dikaitkan dengan pelanggaran terhadap norma-norma sosial.
5) Sikap bermusuhan terhadap orang lain; perilaku agresif yang mengacu kepada sikap permusuhan sebagai tindakan yang di tujukan untuk melukai orang lain. Contoh: memukul teman 
6) Perilaku agresif yang dipelajari; perilaku agresif yang dipelajari melalui pengalamannya di masa lalu dalam proses pembelajaran perilaku agresif, terlibat pula berbagai kondisi sosial atau lingkungan yang mendorong perwujudan perilaku agresif. Contoh: kekerasan dalam keluarga. Dilihat dari uraian pendapat diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa ciri-ciri perilaku agresif yaitu: perilaku atau tindakan menyerang, kekejaman, seringkali marah-marah, perilaku menyakiti atau merusak diri sendiri, orang lain atau objek-objek penggantinya, dan perilaku melanggar norma sosial sehingga menjadikan sikap bermusuhan terhadap orang lain, dan kerugian pihak yang menjadi korban perilaku agresif.

Karakteristik Pembelajaran untuk Anak Usia Dini (PAUD)


Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini, menurut Sujiono dan Sujiono (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 138), pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi (Slamet Suyanto, 2005: 133). Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat, 
2) berorientasi pada individu yang tepat, dan 
3) berorientasi pada konteks social budaya (Masitoh dkk., 2005: 3.12).

Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi, dan memenuhi harapan anak.
Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.

Running Record Anak Agresif


LAPORAN OBSERVASI
Nama TK        : TK BBTMC (Balai Benih Tani Makmur Cihea)
Kelas               : B
Waktu             : Sabtu, 11 Februari 2012
Running Record :
Kelas ini berjumlah 32 orang dengan didampingi 3 orang guru. Waktu belajarnya dimulai dari pukul 07:30 sampai 10:00. Bel berbunyi tepat pada pukul 07:30, anak-anak berhamburan keluar dan segera berbaris di halaman. Pada awalnya anak belum menunjukkan sosial emosional yang kurang baik.Tetapi, ketika baris didepan kelas ada 3 orang anak perempuan yang tidak mau baris di depan, lalu tiga anak perempuan itu terus saja bergiliran saling menyuruh temannya agar baris didepan dia.
Seperti biasa anak-anak bernyanyi dan berbaris. Pada saat memasuki ruang kelas, sebagian anak tertib satu persatu masuk ke ruang kelas dan duduk dengan rapi. Tetapi tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang mendorong temannya sampai jatuh lalu berlari ke tempat duduknya tanpa merasa bersalah.
Kebetulan pada hari itu adalah hari Sabtu, jadi disekolah memfokuskan kegiatan pembelajaran Pengembangan Agama anak. Anak-anak diwajibkan memakai pakaian muslim dan memakai kopiah bagi laki-laki dan kerudung bagi perempuan. Tetapi ada 2 orang anak yang tidak memakai kerudung, mereka beralasan gerah, walaupun guru telah membujuk mereka agar memakai kerudung tetap saja tidak mau menurut, tapi pada akhirnya mereka menyerah juga dan mau memakai kerudungnya.
            Hal pertama yang dilakukan didalam kelas adalah menanyakan kabar dan berdo’a seperti biasanya. Hanya saja setelah berdo’a anak-anak mulai mendalami agama yaitu hafalan surat-surat pendek. Diucapkan bersama-sama dengan guru, dan sebagian dari mereka mengikutinya dengan baik. Juga ketika melantunkan Asmaul Husna anak-anak mencoba untuk mengikuti gurunya. Anak-anak juga cukup antusias dan mengikutinya dengan baik.
            Setelah selesai melantunkan Asmaul Husna, anak-anak belajar mengenal huruf hijaiyah. Guru memberikan contoh terlebih dahulu dan ditulis di papan tulis. Ketika guru menulis ada satu orang anak yang malah tiduran di lantai. Ketika bersama-sama mengucapkan huruf hijaiyah tersebut ada sebagian anak yang sangat pelan membacanya. Kemudian anak-anak ditunjuk dan menunjuk diri untuk membacanya sendiri. Ada 2 orang yang menunjuk diri, tetapi ada juga yang ditunjuk oleh guru dan keempatnya lancer dalam pengucapannya.
            Setelah selesai diperkenalkan, anak-anak diberi buku Latihan Agama yang berisi tentang huruf-huruf tadi dan anak-anak diberi tugas untuk menulisnya kembali pada buku tersebut sampai kotak-kotaknya terpenuhi lalu dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.
            Selesai pembelajaran, sudah waktunya anak-anak untuk beristirahat. Ada yang bermain di halaman, ada pula yang hanya berdiam diri di kelas dan ada jga yang makan. Diamati pada kegiatan ini, anak cukup disiplin dan tertib dalam penggunaan alat bermain karena memang alat permainannya banyak dan beragam, ditambah lagi cuaca diluar sangat terik sehingga banyak anak-anak yang hanya diam di kelas dan makan di saung halaman sekolah.
            Setelah masuk, kegiatan tidak berjalan dengan kondusif, karena anak-anak dan guru sibuk dengan persiapan untuk Porseni ( Pekan Olah Raga dan Seni). Anak-anak sangat antusias dalam latihan. Anak-anak dibagi menjadi beberapa macam lomba seperti : lomba hafalan surat pendek, lomba mawarnai, lomba bernyanyi, lomba bernyanyi pupuh, lomba menari dan lomba senam. Setelah selesai anak baca do’a dan pulang.

Pendapat saya:
            Perkembangan anak-anak mulai matang ketika mereka memasuki semester 2 apalagi di kelas B. mereka sudah mulai terbiasa dengan kegiatan bermain sambil belajar. Begitupun dengan perkembangan sosial emosionalnya, meskipun masih ada yang tampak seperti pemalu, jail, dan pembangkangan tapi secara keseluruhan anak tidak ada yang ngebos, ataupun anak yang manja dan tidak mau ditinggal oleh ibunya.
            Menurut saya ada anak yang mencari perhatian saya, terutama anak laki-laki, karena dari perilakunya dia seolah-olah ingin saya perhatikan dan ingin saya tegur. Mereka mencoba untuk bertanya “Bu, dimana coba lokernya saya?” pertanyaannya sederhana, ada juga yang sekedar “Ibu, coba lihat pekerjaan saya.” Tapi dia hanya bertanya hal itu hanya kepada saya. Mungkin dia ingin mencoba untuk mengakrabkan diri. Berarti mereka sudah tidak pemalu, ya untuk sebagian anak.
            Sikap pemalu pada saat membaca huruf-huruf hijaiyah juga bukan berarti dia tidak mampu, buktinya ketika dia ditunjuk oleh guru, dia dengan keras dan benar dalam membacanya.
            Sebagian anak juga sudah belajar disiplin untuk tertib dan rapi saat berbaris dan masuk ke ruangan kelas.

Cara guru menangani :
1.     Ketika ada anak perempuan yang tidak mau memakai kerudung, guru mencoba untuk membujuknya. Dengan pujian, bahwa mereka akan lebih cantik jika memakai kerudung.
2.      Ketika ada anak mendorong temannya sampai jatuh, guru hanya bilang, “anak shaleh, tidak akan mendorong temannya sampai jatuh, ayo minta maaf sayang”.
3.      Ketika ada yang pemalu dikelas, guru menunjuknya agar anak tidak minder dan menjadi sosok yang pemberani.

Menerapkan Aturan Makan di TK B

Tugas Kuliah Pengembangan Sosial Emosi, Moral dan Agama

Tujuan
Menerapkan Aturan Makan di Kelas
Media
Kertas Spotlight, foto/gambar, pensil warna, Crayon, lem, kertas warna dan lagu
Waktu
5 hari
Langkah-Langkah
Hari Pertama
  1. 1.    Guru mengkondisikan anak terlebih dahulu.

  1.  2.      Guru menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan dalam 5 hari kedepan.

  1. 3.      Guru mengajak anak untuk memulai membuat peraturan makan.

  1. 4.      Guru memberi contoh terlebih dahulu

Misalnya :
-          Ketika makan tidak akan mengeluarkan suara.
5.      Guru memberi kesempatan untuk anak untuk mengungkapkan pendapatnya.
“Ayo, siapa lagi yang mempunyai ide, peraturan apa saja yang harus ada ketikaa makan?”
6.      Anak-anak mulai mengungkapkan pendapatnya.
Misalnya :
-          Harus berdo’a sebelum dan sesudah makan.
-          Berbagi makanan kepada teman.
-          Harus duduk rapih.
  1. -          Makanan tidak boleh berserakan dan mengotori meja.

7.      Guru menuliskannya di papan tulis agar guru tidak lupa.
8.      Guru memberikan respon positif atas pendapat-pendapat anak.
9.      Guru dan anak-anak menyebutkan kembali peraturan yang telah dibuat.
10.  Guru memberi penjelasan kepada anak, kalau kegiatannya akan dilanjutkan besok.
Hari kedua
1.      Guru mengkondisikan anak agar konsentrasi dan duduk rapih.
2.      Guru mengingatkan kembali tentang kegiatan apa yang telah dilakukan kemarin.
3.      Guru menanyakan kepada anak tentang peraturan makan, apakah sudah semua atau belum? dan menambahkan kembali peraturan yang belum.

4.      Anak-anak kembali mengungkapkan pendapatnya.
Misalnya :
-          Makan dengan tangan kanan.
-          Makanan harus dihabiskan.
-          Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
5.      Guru kembali menuliskannya di papan tulis.
6.      Guru menyebutkan semua peraturan makan lalu anak-anak mengikutinya.
7.      Guru bertanya kepada anak, apakah peraturannya sudah cukup dan setuju dengan peraturan yang telah dibuat?
Hari ketiga
1.      Guru mengkondisikan anak-anak agar duduk rapih dan tertib.
2.      Guru membawa selembar spotlight yang telah ditulis point-point peraturan makan.
3.      Guru juga menyiapkan gambar atau foto tentang apa saja aturan makan itu.
4.      Guru mengajak anak-anak untuk menghias peraturan tersebut agar lebih menarik.
5.      Anak-anak dibimbing dan dibebaskan untuk berkreasi menghias peraturannya.
6.      anak-anak menempelkan gambar yang telah disiapkan sesuai dengan tulisan yang ada di spotlight dan ditempelkan disebelahnya.
7.      Anak-anak juga menghias bagian pinggirannya sesuai dengan yang mereka inginkan, dengan tetap didampingi dan dibimbing guru.
8.      Guru memberi reward terhadap anak dengan memberikan bintang yang ditempel di loker anak.
Hari keempat
1.      Guru mengkondisikan anak-anak agar duduk rapih.
2.      Guru menempelkan peraturan di dinding kelas.
3.    Guru memberikan nyanyian agar anak lebih senang dan mengaplikasikan peraturannya.
4.   Guru mengajarkan anak nyanyian. Dengan cara anak mengikuti guru satu bait, satu bait.

Hari kelima
1.      Guru mengkondisikan anak-anak agar tertib.
2.      Guru dan anak-anak bernyanyi kembali.
3.      Peraturan mulai diterapkan dan bernyanyi sebelum makan.