Senin, 26 Juli 2010

DOA NISFU SYA'BAN

Ya Allah ! Tuhanku pemilik nikmat, tiada
yang bisa memberi nikmat, tiada yang bisa memberi
nikmat kepadaMu. Ya Allah! Pemilik kebesaran dan
kemuliaan. Ya Allah! Tuhanku pemilik kekayaan dan
pemberi nikmat Tiada Tuhan yang petutu disembah
melainkan Engkau. Engkaulah tempat bersandar.
Engkaulah tempat berlindung dan kepada-Mu-lah tempat
yang aman bagi orang-orang yang ketakutan.
Ya Allah ! Tuhanku, sekiranya Engakau
menulis dalam buku besar-Mu, bahwa orang yang tidak
berbahagia, yang sangat terbatas mendapat nikmat, yang
dijauhkan dariMu, atau yang disempitkan dalam
mendapatkan rezeki, maka aku memohon dengan karuniaMu,
semoga Engkau pindahkan aku kedalam golongan
orang-orang yang berbahagia, luas rezeki, serta diberi
petunjuk pada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah
berfirman dalam kitabMu yang telah diturunkan kepada
Rasul-Mu, bahwa firmanMu benar, yang berbunyi : Allah
mengubah dan menetapkan apa yang dikehendaki- Nya dan
pada-Nya sumber kitab.
Ya Allah ! Dengan Tajalli-Mu Yang Maha
Besar, pada malan Nisfu Sya'ban yang mulia ini,
Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka aku
memohon semoga dijauhkan dari bencana, baik yang aku
ketahui atau yang tidak aku ketahui. Engkaulah Yang
Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Aku
selalu mengharap limpahan rahmat-Mu Ya Allah Yang Maha
Pengasih; dan semoga salawat Allah selalu dilimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya
dan sahabatnya. Kabulkanlah doa Kami.
Begitu indah do'a ini, Semoga Allah mengabulkan doa
kita bersama.

Minggu, 25 Juli 2010

TUGAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Perjalanan yang Menakjubkan

Hari itu sudah ku tunggu-tunggu selama berbulan-bulan, dan ternyata sampai juga pada waktunya yaitu tanggal 26 Desember 2009, mungkin bukan hanya aku yang menantikan hari itu,tapi seluruh kelas 12 yang akan ikut ke Jogjakarta. Ketika pagi menjelang dan aku terbangun dari tidurku yang lelap aku segera berteriak,JOGJA tunggu aku.... mungkin terdengar aneh tapi ya begitulah aku.

Sesegera mungkin aku membereskan segala keperluan dan perlengkapanku. Dari mulai baju, celana, sampai alat mandi. Karena aku tak ingin perjalananku gagal hanya karena aku lupa membawa sesuatu. Ternyata waktu berjalanan lebih cepat dari yang ku bayangkan. Waktu telah menunjukkan pukul 14:00. Aku segera mandi, shalat, dan memeriksa kembali semua barang-barang yang akan dibawa. Tapi setelah aku melihat keluar, ternyata hujan turun. Hatiku gundah, aku takut karyawisataku ke Jogjakarta gagal. Aku tunggu sampai hujan reda. Setelah reda segera aku berangkat menuju sekolah, dan aku merasa senang karena sebelum aku pergi aku sempat bertemu dengannya.

Segera aku duduk di bis, kebetulan aku duduk bersama teman baikku, Ani. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya aku tertawa riang bersama teman-teman kelasku. Ternyata Jogja itu tak sedekat yang aku bayangkan, baru ¼ perjalanan aku sudah merasakan gejala-gejala pegal-pegal.

Tak terasa sudah tengah malam, dan rombongan pasirsanta segera berhenti sejenak untuk shalat magrib dan isya. Tapi tidak hanya untuk shalat bagi ku dan teman-teman dekatku, mereka segera menuju rumah makan untuk makan malam tentunya. Setelah shalat dan perut kenyang kami semua melanjutkan perjalanan. Dari situlah aku sudah tak sadarkan diri karena perut kenyang dan mataku tak sanggup untuk bertahan.

Setelah aku terbangun, waktu telah menunjukan pukul 04:00 WIB, dan sudah mulai terlihat ada tanda-tanda bahwa kita sudah sampai di kota tujuan. Walaupun tidur di kursi yang keras tapi tidurku tetap saja pulas sampai-sampai aku tak sadar kalau saat aku tidur temanku telah berbuat jail terhadapku. Tapi...tak apalah.

Kami sampai juga di Rumah Makan Grafika Kalasan, aku lupa pukul berapa aku tiba. Segera aku ambil air wudlu dan menunaikan shalat Subuh. Tubuhku terasa kusut, kotor, dekil dan bau, aku memutuskan untuk mandi. Tapi tidak semudah yang aku kira. Aku harus antri hanya untuk mandi, aku jalani semuanya dengan hati yang riang. Setelah 20 menit kemudian,tiba juga giliranku. Hm... senangnya aku bisa bertemu dengan air. Setelah selesai mandi dan beres-beres, aku makan dengan menu Ayam Balado. Makanannya enak, bumbunya juga pas, dan yang pasti bisa buat perutku kenyang selama 6 jam.

Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Candi Prambanan. Selama diperjalanan aku tak mau melewatkan waktu untuk foto-foto. Tibalah di gerbang Candi Prambanan, semua bis rombongan berhenti. Aku segera turun untuk menghirup udara segar kota itu. Kami terus berjalan-jalan dan melihat banyak pernak-pernik dari mulai tas, hiasan, baju, gantungan kunci, dan sandal. Mataku tertuju pada sebuah tas berwarna ungu. Tapi guru pembimbing kami menyuruh kami untuk segera menuju pintu karcis. Seolah tak ingin kehilangan moment kebersamaan, kami foto-foto. Hari itu, aku memakai baju putih dan rok hijau berkerudung putih memakai sandal warna putih.

Setelah memasuki kawasan Candi Prambanan aku tak henti-hentinya berucap syukur kepada Allah betapa megah dan indahnya candi itu. Terlihat dari jauh candi itu sudah menawan dan membuatku segera ingin memegangnya. Ya Allah, ternyata semakin dekat candi itu lebih indah, relief-reliefnya tampak jelas menggambarkan keadaan raja zaman dahulu. Kami berkeliling mengitari kawasan Candi Prambanan dengan tak lupa mengabadikan moment itu. Tapi setelah aku melihat bagian samping, terlihat tumpukan bebatuan yang roboh karena guncangan gempa, dan yang paling aku benci, aku melihat tulisan tangan manusia mengunakan spidol menuliskan namanya. Sungguh orang itu tak bisa menghargai situs peninggalan negrinya sendiri.

Ditengah perjalanan, aku bertemu SpongeBob, tokoh kartun yang aku suka. Tak malu-malu aku mengambil foto bersamanya. Itulah salah satu saat terindah di Candi Prambanan. Setelah lelah berjalan-jalan, kami berbelanja di pasar komplek Candi Prambanan. Disana aku tak menemukan lagi tas ungu yang aku suka, mungkin sudah terbeli. Aku tak pantang menyerah, aku bersama teman-temanku mencari lagi barang-barang yang tidak ada di Cianjur. Akhirnya aku menemukan tas lain berwarna putih yang tak kalah menariknya. Temanku, Ani juga memilih tas itu untuk dia beli. Karena kami hanya seorang pelajar jadi sudah biasa soal tawar-menawar dan harga tas itu berhasil kami tawar dengan harga yang lumayan murah.

Waktu berjalan dengan cepat. Pembimbing kami telah menyuruh kami untuk kembali menuju bis untuk melanjutkan perjalan. Pukul 10:30 WIB kami tiba di Museum Dirgantara. Seperti yang dilakukan di Candi Prambanan, kami foto-foto, melihat pesawat-pesawat, dan mencoba untuk menaiki pesawat itu. Di Museum Dirgantara ini, kami juga sambil mengerjakan tugas pelajaran Fisika. Tapi, tak kunjung kami temukan. Setelah lelah melihat-lihat pesawat kami melanjutkan perjalanan menuju Rumah Makan Taman Firdaus.

Sesampainya disana, kami semua menyantap makanan yang tak kalah nikmatnya, dan menunaikan ibadah shalat dhuhur dan ashar. Pada saat di Mushola aku berpapasan dengan orang yang aku kagumi, dan betapa senangnya aku saat itu, walaupun dia hanya memberi senyum kecilnya tapi sudah cukup membuatku seolah-olah terbang ke langit ketujuh. Perutku kenyang.

Perjalananpun dilanjutkan menuju ke pasar kasongan, disana aku hanya diam di bis karena tidak membuatku tertarik. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Paris (Pantai Parangtritis). Pantainya indah menawan, walaupun sedikit hujan tapi tetap saja tidak menyurutkan niatku untuk terjun ke laut. Hm...indah....dan tak kan pernah bisa terlupakan. Deburan ombak yang keras membuatku terbawa arus hingga bajuku basah. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16:10 aku segera mandi dan bersih-bersih. Aku ganti pakaianku dengan pakaian berwarna putih pendek bergambarkan Monster.

Sampai saat itu, sudah banyak sekali pengalaman-pengalaman yang tak kan terlupakan. Perjalanan dilanjutkan menuju Malioboro.

Sesampainya di Malioboro, hujan turun deras. Aku bersama teman-temanku mencari tempat makan yang dituju. Tapi, aku kehilangan temanku, Ani. Aku takut dia tak tau jalan. Sepanjang jalan, aku telpon dan SMS tapi tak kunjung ada balasannya. Aku tambah khawatir. Tiba di tempat makan, hatiku masih belum tenang. Setelah makanku selesai dia baru datang, dan aku lega melihat dia tidak apa-apa.

Disepanjang jalan Malioboro aku terus berbelanja barang-barang titipan saudara. Hingga akhirnya aku menyadari kalau uangku sudah menipis. Akupun segera kembali menuju bis. Tapi ternyata belum semua orang masuk ke bis. Semua orang di bis aku kebingungan mencari teman yang belum tiba. Setelah dia datang, kami sedikit di beri pengarahan supaya tidak kebablasan dan membuat orang lain kebingungan.

Akhirnya tiba juga di Hotel tempat kami beristirahat. Tak lama kemudian aku tertidur dengan nyenyak. Pagi harinya, aku mandi dan membereskan kembali semua perbekalanku karena pagi ini kami semua akan cek out.

Setelah sarapan pagi, kami melanjutkan perjalanan menuju Keraton Jogjakarta. Tak kalah menariknya Keraton Jogjakarta yang menyimpan begitu banyak benda-benda peningglan zaman dulu yang masih tersimpan dan terpelihara dengan rapi. Setelah selesai mengelilingi komplek Keraton Jogjakarta yang luasnya mencapai satu kecamatan. Waw...begitu luasnya tapi sangat terjaga. Aku salut terhadap mereka yang senantiasa menjaga kemurnian benda-benda keramat itu.

Perjalanan dilanjutkan ke Baledono dan kebun salak. Setelah kenyang makan dan berbelanja salak kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur. Perjalanan begitu lama dan jalan yang kami tempuhpun berkulak-kelok. Tapi semuanya terbayar dengan semua keindahan perjalanan. Setelah sampai di kawasan Barobudur, sudah terlihat puncak Borobudur dari bawah, dan begitu megah.

Lama kami berjalan-jalan di Candi Borobudur ternyata kawasan Candi akan segera ditutup dan kamipun mulai meninggalkan kawasan itu. Itu artinya kami akan segera pulang ke Ciranjang. Begitu beratnya meninggalkan kota yang indah dan penuh kenangan ini. Seolah aku tak ingin pergi meningglkannya. Masih teringat saat aku baru pertama menginjakan kaki ke daerah Jogjakarta dan aku sekarang sudah ada dipenghujung perjalananku. Tak terasa memang, selamat tinggal Jogjakarta, selamat tinggal Magelang. Aku tak akan melupakanmu, dan aku menyebut perjalanku ini sebagai perjalanan yang menakjubkan.

Diperjalanan aku menangis karena tak ingin meningglkan kota indah itu. Tapi aku juga tak bisa melakukan apa-apa. Aku memutuskan untuk tidur. Setelah bangun aku sudah tiba di Cipatat, itu artinya aku hampir sampai di Ciranjang.

Terimakasih ya Allah Engkau telah memberikan karunia dan rahmat-Mu sehingga kami bisa tiba di Ciranjang.

Tugasku menanti dan liburanku selesai.

TUGAS PKN

Bagaimana animo masyarakat sekitar obyek wisata terhadap wisatawan yang datang ke Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan Kraton Jogjakarta?

Menurut saya, animo masyarakat sekitar obyek wisata, sangatlah antusias. Animo masyarakat terhadap wisatawan yang datang ke kompleks candi Borobudur, Prambanan dan juga Kraton Jogjakarta adalah menunjukkan sikap yang terbuka sekali pada wisatawan domestik maupun luar negeri.

Dengan sikap terbuka mereka maka secara tidak langsung akan meciptakan lapangan pekerjaan baru untuk mereka. Seperti menjadi pedagang, tour guide, penyedia jasa transportasi, penginapan, maupun layanan jasa lainnya. Dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk di sekitar objek wisata.

Mereka terlihat senang dengan kehadiran para wisatawan yang notabene dapat menjadi sumber penghasilan bagi mereka.

Tidak dapat dipungkiri, kehadiran para wisatawan ke Jogja terutama Borobudur, Prambanan, maupun Kraton mampu menopang keberlangsungan hidup masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sekitar objek wisata.

Selain dari segi ekonomi, kehadiran para wisatawan juga mendatangkan dampak positif bagi masyarakat, seperti pembelajaran bahasa asing yang diajarkan oleh wisatawan asing.

TUGAS SEJARAH

1. Resume Candi Prambanan dan Candi Borobudur

Sejarah Candi Borobudur

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.

Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.

Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha.

Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.

Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.

Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.

Lokasi Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berpikir manusia.

Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses ini disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan patung pada seluruh Candi Borobudur.

a. Uraian Banguan Candi Borobudur

Candi Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 m3 bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang berundak – undak dengan tangga naik pada ke – 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur Dan Barat ) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.

Lebar bangunan Candi Borobudur 123 m

Panjang bangunan Candi Borobudur 123 m

Pada sudut yang membelok 113 m

Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 34.5 m

Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 m3 sebagai selasar undaknya.

Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke dalam tiga bagian besar di antaranya :

1. Kamadhatu: Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat bahkan di kusai oleh hasrat kemauan dan hawa nafsu, Relief – relief ini terdapat pada bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan – adegan Karmawibangga ialah yang melukiskan hukum sebab akibat.

2. Rupadhatu: Sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam hal manusia telah meninggalkan segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan bagian ini terdapat pada lorong satu sampai lorong empat

3. Arupadhatu: Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa bagian ini terdapat pada teras bundar ingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.

Perayaan Waisak di Borobudur

Setiap tahun pada bulan purnama penuh pada bulan Mei (atau Juni pada tahun kabisat), umat Buddha di Indonesia memperingati Waisak di Candi Borobudur. Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, kematian dan saat ketika Siddharta Gautama memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan menjadi Buddha Shakyamuni. Ketiga peristiwa ini disebut sebagai Trisuci Waisak. Upacara Waisak dipusatkan pada tiga buah candi Buddha dengan berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur.

Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik puncak bulan purnama, penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada saat itu, Borobudur dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara kelihatan pada puncak gunung di bagian selatan.

Sejarah Candi Prambanan

Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, dan terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Prambanan terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.

Candi Siwa di tengah-tengah, memuat empat ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin. Sementara yang pertama memuat sebuah arca Batara Siwa setinggi tiga meter, tiga lainnya mengandung arca-arca yang ukuran lebih kecil, yaitu arca Durga, sakti atau istri Batara Siwa, Agastya, gurunya, dan Ganesa, putranya. Arca Durga juga disebut sebagai Rara atau Lara/Loro Jongrang (dara langsing) oleh penduduk setempat. Untuk lengkapnya bisa melihat di artikel Loro Jonggrang. Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara dan satunya dipersembahkan kepada Batara Brahma, yang menghadap ke arah selatan. Selain itu ada beberapa candi kecil lainnya yang dipersembahkan kepada sang lembu Nandini, wahana Batara Siwa, sang Angsa, wahana Batara Brahma, dan sang Garuda, wahana Batara Wisnu. Lalu relief di sekeliling dua puluh tepi candi menggambarkan wiracarita Ramayana. Versi yang digambarkan di sini berbeda dengan Kakawin Ramayana Jawa Kuna, tetapi mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan melalui tradisi oral.

memoriesnya SMA


Indahnya masa SMA dulu:

^ hobyy :nyontek,jalan'',ngumpul, ngerjain PR d ckul...buka FORUM..wkwkwk...
^ suRga.a :pas lge liburant
^ neraka.a : pas lge ulangan, nyontek ketauan..pulang telat...hahahaha...
^ bahagia.a :buka FORUM...
^ sedih.a :pulang jalan kaki, kepanasan, bau tai kuda pula ..iiiiihhhh
^ paling benci ma guru yg ngasiih banyak tugas...yg mrh2 d kls..
^ paling suka kalau gurunya humoris...
^ moment spesial.a: aaah semua deh kayaknya...
^ gk ada motor:nebeng..
^ gk ada gRu: k kantiinn,, tiduurr zzZZz..
^ gk ada tugas: yeeeee...
^ gk ada uang:mnjem tmen
^ gk ada pulsa: nebeng tmen...


hahahahahha..
indah bangetttt!!!!

Sabtu, 24 Juli 2010

chEMiSTrY EdUcAtiOn,,,

Hidrogen, H (Yunani: hydor = air; genes = pembentuk}
Helium, He (Yunani: helios = matahari)
Litium , Li (Yunani: lithos = batu)
Berilium, Be (Latin: beryl = manis)
Boron, B (Arab: buraq = jernih)
Karbon, C (Latin: carbo = batubara)
Nitrogen, N (Yunani: nitron = basa; genes = pembentuk)
Oksigen, O (Yunani: oxys = asam; genes = pembentuk)
Fluor, F (Latin: fluere = mengalir)
Neon, Ne (Yunani: neos = baru)

Natrium, Na (Latin: natri = basa)
Magnesium, Mg (Magnesia, daerah di Yunani)
Aluminium, Al (Latin: alum = pahit)
Silikon, Si (Latin: silex = batu api)
Fosfor, P (Yunani: phosphoros = pembawa cahaya)
Belerang, S (Latin: sulphur = belerang)
Klor, Cl (Yunani: chloros = hijau)
Argon, Ar (Yunani: argos = malas)
Kalium, K (Arab: qali = abu)
Kalsium, Ca (Latin: calx = kapur)

Skandium, Sc (Skandinavia)
Titanium, Ti (Yunani: titan = besar tubuh, raksasa)
Vanadium, V (Vanadis, dewi cinta Skandinavia)
Krom, Cr (Yunani: chroma = warna)
Mangan, Mn (Latin: magnes = bermagnet)
Besi, Fe (Latin: ferrum = besi)
Kobal, Co (Jerman: kobold = ruh jahat)
Nikel, Ni (Jerman: kupfernickel = tembaga palsu)
Tembaga, Cu (Yunani: Kypros = Siprus)
Seng, Zn (Jerman: zink = seng)

Galium, Ga (Latin: Gallia = Perancis)
Germanium, Ge (Latin: Germania = Jerman)
Arsen, As (Arab: az-zirnikh = kuning emas)
Selenium, Se (Yunani: selene = bulan)
Brom, Br (Yunani: bromos = pesing)
Kripton, Kr (Yunani: kryptos = tersembunyi)
Rubidium, Rb (Latin: rubidus = merah)
Strontium, Sr (Strontian, daerah di Skotlandia)
Itrium, Y (Ytterby, daerah di Swedia)
Zirkonium, Zr (Arab: zarqun = kemilau)

Niobium, Nb (Niobe, dewi Yunani)
Molibdenium, Mo (Yunani: molybdos = timbal)
Teknesium, Tc (Yunani: technetos = buatan)
Rutenium, Ru (Latin: Ruthenia = Rusia)
Rodium, Rh (Yunani: rhodos = merah jambu)
Paladium, Pd (Asteroid Pallas)
Perak, Ag (Latin: argentum = perak)
Kadmium, Cd (Kadmos, raja Thebe di Yunani)
Indium, In (Latin: indicum = nila)
Timah, Sn (Latin: stannum = timah)

Antimon, Sb (Yunani: stibi = cincin)
Telurium, Te (Latin: tellus = tanah)
Iodium, I (Yunani: iodes = ungu)
Xenon, Xe (Yunani: xenos = asing)
Sesium, Cs (Latin: caesius = biru)
Barium, Ba (Yunani: baros = berat)
Lantanum, La (Yunani: lanthanein = tercecer)
Serium, Ce (Asteroid Ceres)
Praseodimium, Pr (Yunani: praseos = hijau tua; dymos = kembar)
Neodimium, Nd (Yunani: neos = baru; dymos = kembar)

Prometium, Pm (Prometheos, tokoh mitos Yunani)
Samarium, Sm (Kolonel Samarski, ahli tambang Rusia)
Eropium, Eu (Benua Eropa)
Gadolinium, Gd (Johan Gadolin, 1760-1852, orang Finlandia)
Terbium, Tb (Ytterby, daerah di Swedia)
Disprosium, Dy (Yunani: dysprositos = sukar didapat)
Holmium, Ho (Latin: Holmia = Stockholm)
Erbium, Er (Ytterby, daerah di Swedia)
Tulium, Tm (Yunani: Thule = Swedia)
Iterbium, Yb (Ytterby, daerah di Swedia)

Lutetium, Lu (Latin: Lutetia = Paris)
Hafnium, Hf (Latin: Hafnia = Kopenhagen)
Tantalum, Ta (Tantalus, dewa Yunani)
Wolfram, W (Jerman: wolfram = batu berat)
Renium, Re (Latin: Rhenus = Sungai Rhine)
Osmium, Os (Yunani: osme = bau)
Iridium, Ir (Latin: iris = pelangi)
Platina, Pt (Spanyol: platina = perak kecil)
Emas, Au (Latin: aurora = fajar)
Raksa, Hg (Yunani: hydrargyre = air perak)

Talium, Tl (Yunani: thallos = hijau muda)
Timbal, Pb (Latin: plumbum = timbal)
Bismut, Bi (Arab: bismuth = cerah)
Polonium, Po (Latin: Polonia = Polandia)
Astatin, At (Yunani: astatos = tidak tetap)
Radon, Rn (Latin: radius = sinar)
Fransium, Fr (Perancis)
Radium, Ra (Latin: radius = sinar)
Aktinium, Ac (Yunani: aktis = sinar)
Torium, Th (Thor, dewa Skandinavia)

Protaktinium, Pa (Yunani: pertama menjadi aktinium)
Uranium, U (Planet Uranus)
Neptunium, Np (Planet Neptunus)
Plutonium, Pu (Planet Pluto)
Amerisium, Am (Benua Amerika)
Kurium, Cm (Marie Sklodowska Curie, 1867-1934)
Berkelium, Bk (Berkeley di Amerika Serikat)
Kalifornium, Cf (California di Amerika Serikat)
Einsteinium, Es (Albert Einstein, 1879-1955)
Fermium, Fm (Enrico Fermi, 1901-1954)

Mendelevium, Md (Dmitri Ivanovich Mendeleyef, 1834-1907)
Nobelium, No (Alfred Bernhard Nobel, 1833-1896)
Lawrensium, Lr (Ernest Orlando Lawrence, 1901-1958)
Ruterfordium, Rf (Ernest Rutherford, 1871-1937)
Dubnium, Db (Dubna di Rusia)
Seaborgium, Sg (Glenn Theodore Seaborg, 1912-1999)
Bohrium, Bh (Niels Henry David Bohr, 1885-1962)
Hassium, Hs (Hasse di Jerman)
Meitnerium, Mt (Lise Meitner, 1878-1968)
Darmstadtium, Ds (Darmstadt di Jerman)

Rontgenium, Rg (Wilhelm Konrad Rontgen, 1845-1923)

MUSEUM DIRGANTARA MANDALA LANUD ADISUTJIPTO

Keberadaan Museum TNI AU Dirgantara Mandala didirikan atas gagasan dari pimpinan TNI AU untuk mengabadikan dan mendokumentasi segala kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Museum ini diresmikan tanggal 4 April 1969 di Jalan Tanah Abang, Bukit, Jakarta oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Rusmin Muryadin. Berdasarkan berbagai pertimbangan bahwa kota Yogyakarta pada periode 1945 – 1949 mempunyai peranan penting sejarah, yaitu sebagai kawah candradimuka bagi Kadet Penerbang/Taruna Akademi Angkatan Udara, maka pada bulan November 1977 museum yang semula berkedudukan di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta dan digabungkan dengan Museum Ksatrian AAU di pangkalan Adisucipto. Selanjutnya tanggal 29 Juli 1978 diresmikan sebagai Museum Pusat TNI AU “Dirgantara Mandala”. Tahun 1984 museum dipindahkan ke Wonocatur, tepatnya ke sebuah gedung bekas pabrik gula yang dibangun semasa penjajahan Belanda.
Tugas Kimia


1.terbuat dari apakah rangka/pesawat terbang yang ada di museum Adi Sucipto?

Rangka pesawat di museum Adi Sucipto menggunakan logam Alumunium (Al). sedikit tentang (Al), nama aluminium berasal dari bahasa latin yaitu alumen yang berartitawas. Bijih utama aluminium yang banyak digunakan untuk membuat logam adalah bauksit termasuk dimanfaatkan pula dalam pembuatan rangka pesawat terbang.

2. Mengapa logam tersebut yang digunakan?

Logam aluminium berwarna putih megkilap,bersifat liat dan dapat ditempa, selai itu logam aluminium juga merupakan logam yang ringan,kuat,tahan korosi mudah dibentuk dan tidak reaktif sehingga logam ini digunakan untuk membuat rangka pesawat.

introduce..


hallo Flend...

.kenaliin w lunna..w baru d bikin blog(kacian bgt iaa)..
.sebenarnya sih udah pngn bikin dari kmren2, cuman baru kesampean..
.mohon do'anya supaya blog kecil w nii bisa bertahan lama...
...^_^...