Rabu, 26 September 2012

Pentingnya Pengembangan Pembelajaran Sains pada AUD



BAB 2
Pentingnya Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
Pentingnya tahun-tahun awal kehidupan seseorang sudah disadari oleh semua pihak , karena pada usia dinilah otak individu berkembang sangat pesat , bahkan hasil penelitian yang dapat dipercaya , menyatakan bahwa perkembangannya mencapai hingga lebih dari 50%. Usia dini adalah fase fundamental bagi perkembangan individu yang disebut juga sebagai golden age atau usia emas. Implikasinya pada bidang pendidikan usia dini adalah diperlukan langkah yang tepat (signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia tersebut.
Salah satu langkah yang signifikan dan strategis , pembekalan yang optimal pada anak , adalah didahului dengan memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan pada anak usia dini, termasuk dalam bidang pembelajaran sains untuk anak. Pemahaman dan penguasaan akan tujuan dan ruang lingkup pendidikan sains akan banyak membantu pengajar dan orang dewasa lainnya dalam penguasaan program-program pembelajaran sains untuk anak usia dini yang dianggap tepat. Bagian ini , merupakan payung bagi penyelenggara pendidikan dan pembelajaran sains pada anak, karena akan banyak membantu dalam pembuatan perencanaan, pengelolaan kegiatan , maupun dalam melaksanakan evaluasi serta dalam pengadaan berbagai sumberdaya dan pendukung lainnya.
A.    Tujuan Pembelajaran Sains Bagi Anak
a.    Pentingnya tujuan dalam pembelajaran sains
Menempatkan tujuan yang jelas pada setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini , termasuk dalam pengembangan pembelajaran sains merupakan suatu keharusan, karena rumusan-rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan dari suatu program pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. tersandar dan memiliki karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat ketepatan (validity), kebermakaan (meaningfulness), fungsional dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.

Pentingnya menyajikan tujuan , khususnya dalam pengembangan pembelajaran sains adalah terkait dengan fenomena-fenomena realitas sains yang ada dan terjadi selama ini. Sains sebagai salah satu alat pengungkap keberadaan dan rahasia alam raya dan isinya atau sebagai salah satu sarana mencapai tujuan hidup manusia sangat penting untuk dipahami dan dikuasai.
b.    Tujuan pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini
Pentingnya dirumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tepat dalam bidang pendidikan sains pada anak. Hal tersebut disadari sangat penting karena kekeliruan dalam penentuan dan pemilihan tujuan akan berakibat dan berakhir dengan fatal sebagaimana yang dideskripsikan di atas. Tujuan pendidikan sains sejalan dengan tujuan sekolah, yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya maupun jasmaninya atau mengembangkan intelektual, emosional dan fisik-jasmani, atau aspek (domain) kognitif, afektif dan psikomotor anak (Abruscato, 1982).
Tujuan mendasar dari pendidikan sains adalah untuk mengembangkan individu agar melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamental dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia di mana mereka hidup (su-maji, 1988).
Leeper (1994), pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan empat hal yaitu:
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Misalkan tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan , dapat melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat.
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik).
·         Pengembangkan pembelajaran sains pada anak usia dini ditunjukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berbeda dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Dari seluruh uraian di atas, secara lebih rinci tujuan sains atau pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut :
·         Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan terkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
·         Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang
·         Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di luar lingkungannya.
·         Menfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu , tekun , terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab , bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya
·         Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
·         Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penjabaran tujuan pendidikan dan pembelajaran sains yang dikaitan dengan ketiga dimensi utama di atas dapat dijelaskan masing-masing sebagai berikut :
 pertama , dimensi sains sebagai produk tuijuan-tujuan pengembangan pembelajaran sains diarahkan pada pengenalan dan penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori maupun aspek-aspek lain yang terkait dengan hal-hal yang ditemukan dalam bidang sains itu sendiri.

Kedua , dimensi sains proses ; yaitu tujuan dirahkan pada penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali dan mengenal sains. Kemampuan akhirnya adalah anak menguasai cara-cara kerja yang ditempuh dalam menyingkap alam dan menyelesikan masalah yang terkait dengannya.
Ketiga , dimensi sains sebagai sikap, maksudnya adalah pengembangan pembelmajaran sains pada anak usia dini secara bertahap diarahkan pada suatu pembentukan pribadi atau karakter (cha-racter bulding), sehingga anak sebagai sasaran dan yang akan menjadi ouput serta outcame pendidikan dan pembelajaran sains sejak dini telah ditanamkan benih-benih sikap yang sesuai dengan tuntutan dan criteria sebagai seorang benar dalam memahami dan mendalami sains, dengan kata lain sikap ilmuwan diperkenalkan secara berangsur-angsur sejak anak memulai atau mengenali sains. Program pembelajaran sains pada anak usia dini, yang pembinaannya dari waktu ke waktu diharapkan meningkat, diantaranya :
1.      Sikap jujur
2.      Sikap kritis
3.      Sikap kreatif
4.      Sikap positif terhadap kegagalan
5.      Sikap kerendahan hati
6.      Sikap tidak mudah putus asa
7.      Sikap keterbukaan untuk dikritik dan diuji
8.      Sikap menghargai dan menerima masukan
9.      Sikap berpedoman pada fakta dan data yang memadai
10.  Hasrat ingin tahu yang tinggi.

B.     Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Anak.
a)      Nilai sains bagi pengembangan kemampuan kognitif anak
Abruscato 1982, bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, adalah keliru. Teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya atau belajarnya.
Tetapi sebaliknya ketepatan guru dalam melaksanakan tindakan-tindakan dalam pembelajaran akan berdampak positif pada anak, jangka pendek maupun jangka panjang ; yaitu bagi kehidupan anak kelak karena sesungguhnya pengalaman-pengalaman masa kecil merupakan indikator kehidupan seseorang dimasa depannya, kegiatan-kegiatan masa kecil seseorang, merupakan simulasi bagi kehidupan dewasanya (solehuddin, 1997).
b)      Nilai sains bagi pengembangan afektif anak
Dimensi afektif , anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Domain afeksi akan melekat dan menjadi suatu karakter yang mempribadi atau mengindividualisasi pada jati diri anak, jika dalam pengembangaannya disesuaikan dengan tuntutan prilaku yang terjadi secara nyata dalam kehidupan anak.
c)      Nilai sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik, biasanya mengarah pada tuntunan anak memiliki kesanggupan untuk menggerrakkan anggota tubuh dan bagaian-bagiannya.

C.     Nilai Sains Bagi Perkembangan Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
v  Nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreativitas anak
Perkembangan kreativitas pada anak parasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang mesti di-akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu mengaplikasikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai gagasan , untuk kemampuan atau keterampilan, produk benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan-pertanyaan.

v  Nilai sains bagi pengembanagan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupannya.
Aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semaakin baik jika akumulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktulisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas. Hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara.
v  Nilai sains bagi perkembangan religius anak
Liek Wilardja (1997) menyatakan dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada anak maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapi kesulitan, bahkan dapat membuhkan nilai religius yaitu rasa bersyukur dan memulaikan-nya.

B. Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak
            Bagaimana kontribusi sains bagi pengembangan kohnitif, afektif dan psikomotorik anak? Telah diuraikan bahwa tujuan dari pengembangan pembelajaran sains adalah relevan dengan tujuan dan kurikulum sekolah, artinya aspek domain yang diharapkan tercapai dan dikuasai anak pada pengembangan sains akan menentukan terwujudnya tujuan sekolah secara umum. Nilai sains bagi kehidupan anak sebagai insan sekolah maupun pribadi menjadi lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.
            Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan dilingkungannya.
a.       Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak
Abruscato menilai bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, itu adalah keliru. Mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya. Jadi nilai sesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif harus mengarah pada isi dan proses. Dalam mengarahkan anak untuk menguasai isi pengetahuan, dilakukan melalui proses atau aktivitas yang bermakna. Fasilitasi mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bisa mencakup dimensi isi maupun proses tersebut, misal: melalui observasi, membaca, diskusi, eksperimen, atau media yang relevan.
b.      Nilai Sains Bagi Pengembangan Afektif Anak
Setiap anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Dimensi afeksi tidak dapat melekat kuat sebagai suatu dampak pembelajaran, jika diperkenalkan dan ditanamkan pada anak melalui verbal semata; tetapi hendaknya diperkenalkan melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang dikembangkan mereupakan suatu pola prilaku yang benar-benar diwujudkan dalam perbuatan. Pembelajaran sains, sesuai dengan karakteristiknya banyak memberikan kesempatan pada anak untuk dapat mengekspresikan emosi pada dunianya. Begitu besar pengaruh kehidupan dan lingkungan anak terhadap pembentukan nilai afeksi pada diri anak, maka tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan, bermakna menyentuh anak sehingga dapat menumbuh-kembangkan afeksi anak secara positif. Artinya dapat membentuk anak yang memiliki jati diri dan sikap-sikap sebagai ilmuwan.
c.       Nilai Sains Bagi Pengembangan Psikomotorik Anak
Disamping nilai pengembangan pembelajaran sains berkontribusi positif pada kemajuan kognitif dan afeksi anak, pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Dengan demikian irama dimensi perkembangan anak seimbang. Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik; biasanya mengarah pada tuntutan anak memiliki kesanggupan untuk menggerakan anggota tubuh dan bagian-bagiannya. Kemampuan ini diperuntukan agar anak dapat memanipulasi lingkungannya. Dalam memanipulasi lingkungan diperlukan koordinasi antara pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh untuk melakukannya (baik dengan motorik kasar maupun motorik halusnya), dan pada anak perlu dikembangkan kedua-duanya.
            Motorik kasar anak dapat berkembang melalui aktivitas sains sebagai pengganti, missal: dengan membentuk bangunan dari pasir, tanah, bercocok tanam bunga, dan lain-lain; yang semuanya merupakan bagian dari aktivitas sains. Sedangkan keterampilan motorik halus dapat dilakukan melalui aktivitas menggaris dengan pinsil dan penggaris, mengukur, memilih benda-benda (kasar, halus dan lain-lainnya).
C. Nilai Sains Bagi Perkembangan Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
Telah dikemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak dikembangkan dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi bagi mereka yang melaksanakannya. Pada bagian ini akan meneropong nilai sains seara lebih jauh, ternyata sains tidak hanya berperan dan berpengaruh terhadap tiga kemampuan utama anak saja (kognitif, afektif dan psikomotor); tetapi kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berfikir kritis, kemampuan dalam mengaktualisasikan diri, dan menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai religious pada mereka (Abrucato, 1982).
C.nilai sains pengembangan berfikir kritis dan kreatifitas , aktualisasi diri kehidupan anak, serta pengembangan nilai religius anak
Telah di kemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak yang dikembangakan dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi kepada mereka yang melaksakanya. Uraian pada bagaian ini akan meneropong nilai sains secara lebih jauh, ternayata sains tidak hanya berperan dan berpengaruh terhadap tiga kemampuan anak saja (kongnitif,afektif, psikomotorik) : tetapi kemampuan guru dan sekolah memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatitas anak, kemampuan berfikri kritis, kemampuan berfikir kritis,kemampuan anak dalam mengaktulisasikan diri, dan menyiapakan diri anak dalam mengatasi kehidupanya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruscato, 1982)

a) nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreatifitas anak
melalui pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Setting dan lingkungan belajar yang di sediakan akan meransang anak untuk memnuculkan pertanyan-pertanyaan menakjubkan dan tidak terduga. Dan itulah wujud dari berfikir dan belajar kreaatif yang nyata. Telah diketahui bahwa bepengembangan kreatiftas pada anak prasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang meski di-akomdasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu mengaplikasinya kemampuan kongnif, afektif, dan psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai gagasan, untuk kemampuam atau keterampilanya, produk benda/sesuatu bentuk pertnya-pertanya .
Selama kegiatan sains kretifitas anak akan diwujudkanya secara nyata  dalam bentuk menemukan konsep baru (dari bacaan), mengakreasi keterampilan baru/ahli ( cara memberi makan ikan atau binatang), dan lain-lain.dan kegiatan sains dapat mengembangkan anak secara signifikasi adalah harus memenuhi syarat, misalkan kegiatan sains yang baik untuk mengembangkan  kretatitas  anak adalah harus di wujudkanya dengan kegiatan  pembelajaran sains yang kretif, sebab aktifitas kreatif tidak mungkin tetrjadi tanpa penciptan lingkungan belajar yang kretif, serta semua pihak harus mendukungnya, baik guru, kepala sekolah,. Dan lain-lain. Pokoknya seluruh komponen lingkungan sains diusahkan memberikan dukungn yang optimal (total environmrnt)
bagitu pula terhadap pengembangkan kemampuan berfikir kemampuan berfikir kritis pada anak, dengan kemasan pembelajaran sains yang kondusif anak akan mengenali lebih baik objek atau lingkungan yang dipelajarinya. Pembelajaran seperti itu akan membentu anak mengenali secara langsung berbagi hal. Anak akan mengenal tantangan kehidupan dan peluang-peluangnya. Dengan penyedian pengelaman langsung melalui pembelajaran sains, kekuatan intelektual anak menjadi terlatih secara stimulasi dan terus-menetus. Dengan sering mengamati, maka keterampilan berfikir kritis akan berkembang.
Berbagi cara praktis yang di anjurkan untuk dapat mempercepat cepat berfikir kritis pada anak, misalnya dengan menciptakan berbagi stuasi yang dapat dikritisi, meminta anak untuk menelusuri sebab-sebabnya, dan membuat atau mengajukan pertanyan-pertanyaan yang dapat merangsang (seputar kehidupan anak). Contoh sederhana, membahas topik sabun (gelembungan), topik kapal dan lipatan kertas, dan sebagainya, dapat dikreasi oleh guru sendiri .
b) nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi kehidupanya            
Secara konsisten jika praktek-praktek pengembangan pembelajaran sains pada anak dikemas sedemikian rupa , maka kematangan pada aspek-aspek pengembangan dalam diri anak akan semakin baik. Artinya jika stimulasi dari dampak pembelajaran sains itu terus berkembang,akan berkontribusi posotif terhadap peningkatan kemampuan anak untuk mengaktyalisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas.hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan invertasu bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara. Nilai lainya pengembangan pembalajaran sains yang kondusif kini merupakankehidupanya kelak secara lebih baik. Pengembangan pembelajaran sains yang kondisif pada anak usia dini merupakan predictor tersedianya warga negara yang berkualitas di masa mendatang. Serta pembelajaran sians baik saat  ini merupakan predictor karier dan masa depan anak yang cerah.
c)nilai sains bagi perkembangan religius anak
            Bahkan lebih jauh, sumadji (1988) mengakuui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains, ia akan merasa semakin kecil sebagai mahluk di bandingkan tuhan, itulah nilau lainya dari sains, ternyata pemahaman akan sains  berkolerasi dengan peningkatan kesadaran religius seseorang. Issac netwon misalnya, fisikawa termuka mengibaratkan dirinya sebgaua anak kecil yang sedang bermain kerang dipantai, sedangkan lautan yang mebentang luas ibarat sains. Juga einstetens , senula atheis karena menekui sains menjadi yakin adanya tuhan
            Semua manfaat dan nilai-nilai sebgaimana yang telah  di sajikan di atas akan semakin tinggi nilai melakat pada anak, jika  dalam pengembangan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan dan lebih bermakna . apalagi bla interkasi antara anak dan lingkungnya dipersipkan dan dikemas secara terprogram serta terlaksanaknya dengan intervensi yang tepat dan sesuai dengan tugas-tugas perkembangan anak. Maka sasaran yang lebih tinggi akan akan tercapai  perkembangan anak. Maka sasaran yang lebih tinggi akan tercapai Like Wilardaya (1997)menyatakan, dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berrpengsaka, menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapu kesulitan bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu rasa bersyukur  dan memulaikan-Nya.
           




























1 komentar: