BAB 2
Pentingnya Pengembangan
Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
Pentingnya
tahun-tahun awal kehidupan seseorang sudah disadari oleh semua pihak , karena
pada usia dinilah otak individu berkembang sangat pesat , bahkan hasil
penelitian yang dapat dipercaya , menyatakan bahwa perkembangannya mencapai
hingga lebih dari 50%. Usia dini adalah fase fundamental bagi perkembangan
individu yang disebut juga sebagai golden age atau usia emas. Implikasinya pada
bidang pendidikan usia dini adalah diperlukan langkah yang tepat (signifikan
dan strategis) untuk membekali anak sejak usia tersebut.
Salah
satu langkah yang signifikan dan strategis , pembekalan yang optimal pada anak
, adalah didahului dengan memahami karakteristik dan tujuan pendidikan dan
pembelajaran yang akan diterapkan pada anak usia dini, termasuk dalam bidang
pembelajaran sains untuk anak. Pemahaman dan penguasaan akan tujuan dan ruang
lingkup pendidikan sains akan banyak membantu pengajar dan orang dewasa lainnya
dalam penguasaan program-program pembelajaran sains untuk anak usia dini yang
dianggap tepat. Bagian ini , merupakan payung bagi penyelenggara pendidikan dan
pembelajaran sains pada anak, karena akan banyak membantu dalam pembuatan
perencanaan, pengelolaan kegiatan , maupun dalam melaksanakan evaluasi serta
dalam pengadaan berbagai sumberdaya dan pendukung lainnya.
A. Tujuan
Pembelajaran Sains Bagi Anak
a. Pentingnya
tujuan dalam pembelajaran sains
Menempatkan
tujuan yang jelas pada setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan
anak usia dini , termasuk dalam pengembangan pembelajaran sains merupakan suatu
keharusan, karena rumusan-rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standar dalam
menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan dari suatu program
pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. tersandar dan memiliki
karakteristik yang ideal, apabila tujuan yang dirumuskan memiliki tingkat
ketepatan (validity), kebermakaan (meaningfulness), fungsional dan relevansi
yang tinggi dengan kebutuhan serta karakteristik sasaran.
Pentingnya
menyajikan tujuan , khususnya dalam pengembangan pembelajaran sains adalah
terkait dengan fenomena-fenomena realitas sains yang ada dan terjadi selama
ini. Sains sebagai salah satu alat pengungkap keberadaan dan rahasia alam raya
dan isinya atau sebagai salah satu sarana mencapai tujuan hidup manusia sangat
penting untuk dipahami dan dikuasai.
b. Tujuan
pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini
Pentingnya
dirumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tepat dalam bidang pendidikan sains
pada anak. Hal tersebut disadari sangat penting karena kekeliruan dalam
penentuan dan pemilihan tujuan akan berakibat dan berakhir dengan fatal
sebagaimana yang dideskripsikan di atas. Tujuan pendidikan sains sejalan dengan
tujuan sekolah, yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya
maupun jasmaninya atau mengembangkan intelektual, emosional dan fisik-jasmani,
atau aspek (domain) kognitif, afektif dan psikomotor anak (Abruscato, 1982).
Tujuan
mendasar dari pendidikan sains adalah untuk mengembangkan individu agar melek
terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek
fundamental dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program
pengembangan pembelajaran sains hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman,
minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia di mana mereka hidup (su-maji,
1988).
Leeper
(1994), pada hal-hal di atas secara umum menyampaikan bahwa pengembangan
pembelajarn sains pada anak usia dini hendaklah di tujukan untuk merealisasikan
empat hal yaitu:
·
Pengembangkan pembelajaran sains pada
anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah
yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu
dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
·
Pengembangkan pembelajaran sains pada
anak usia dini ditunjukan agar anak-anak memiliki sikap-sikap ilmiah. Misalkan
tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan , dapat melihat segala sesuatu dari
berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi-informasi yang
diterimanya serta bersifat.
·
Pengembangkan pembelajaran sains pada
anak usia dini ditunjukan agar anak-anak mendapatkan pengetahuan dan informasi
ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik).
·
Pengembangkan pembelajaran sains pada
anak usia dini ditunjukan agar anak-anak menjadi lebih berminat dan tertarik
untuk menghayati sains yang berbeda dan ditemukan di lingkungan dan alam
sekitarnya.
Dari
seluruh uraian di atas, secara lebih rinci tujuan sains atau pengembangan
pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut :
·
Membantu pemahaman anak tentang konsep
sains dan terkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
·
Membantu melekatkan aspek-aspek yang
terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang
alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang
·
Membantu menumbuhkan minat pada anak
untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di luar
lingkungannya.
·
Menfasilitasi dan mengembangkan sikap
ingin tahu , tekun , terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab ,
bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya
·
Membantu anak agar mampu menerapkan
berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari
·
Membantu anak agar mampu menggunakan
teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di
temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Penjabaran
tujuan pendidikan dan pembelajaran sains yang dikaitan dengan ketiga dimensi
utama di atas dapat dijelaskan masing-masing sebagai berikut :
pertama , dimensi sains sebagai produk
tuijuan-tujuan pengembangan pembelajaran sains diarahkan pada pengenalan dan
penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori maupun aspek-aspek lain yang terkait
dengan hal-hal yang ditemukan dalam bidang sains itu sendiri.
Kedua
, dimensi sains proses ; yaitu tujuan dirahkan pada penguasaan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menggali dan mengenal sains.
Kemampuan akhirnya adalah anak menguasai cara-cara kerja yang ditempuh dalam
menyingkap alam dan menyelesikan masalah yang terkait dengannya.
Ketiga
, dimensi sains sebagai sikap, maksudnya adalah pengembangan pembelmajaran
sains pada anak usia dini secara bertahap diarahkan pada suatu pembentukan
pribadi atau karakter (cha-racter bulding), sehingga anak sebagai sasaran dan
yang akan menjadi ouput serta outcame pendidikan dan pembelajaran sains sejak
dini telah ditanamkan benih-benih sikap yang sesuai dengan tuntutan dan
criteria sebagai seorang benar dalam memahami dan mendalami sains, dengan kata
lain sikap ilmuwan diperkenalkan secara berangsur-angsur sejak anak memulai
atau mengenali sains. Program pembelajaran sains pada anak usia dini, yang
pembinaannya dari waktu ke waktu diharapkan meningkat, diantaranya :
1. Sikap
jujur
2. Sikap
kritis
3. Sikap
kreatif
4. Sikap
positif terhadap kegagalan
5. Sikap
kerendahan hati
6. Sikap
tidak mudah putus asa
7. Sikap
keterbukaan untuk dikritik dan diuji
8. Sikap
menghargai dan menerima masukan
9. Sikap
berpedoman pada fakta dan data yang memadai
10. Hasrat
ingin tahu yang tinggi.
B. Nilai
Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Anak.
a) Nilai
sains bagi pengembangan kemampuan kognitif anak
Abruscato
1982, bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya
pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, adalah keliru. Teori perkembangan
kognitif, yang terpenting adalah bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya
pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang
diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya
itu dalam lingkup kehidupannya atau belajarnya.
Tetapi
sebaliknya ketepatan guru dalam melaksanakan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran akan berdampak positif pada anak, jangka pendek maupun jangka
panjang ; yaitu bagi kehidupan anak kelak karena sesungguhnya
pengalaman-pengalaman masa kecil merupakan indikator kehidupan seseorang dimasa
depannya, kegiatan-kegiatan masa kecil seseorang, merupakan simulasi bagi
kehidupan dewasanya (solehuddin, 1997).
b) Nilai
sains bagi pengembangan afektif anak
Dimensi
afektif , anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau
situasi yang dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Domain afeksi
akan melekat dan menjadi suatu karakter yang mempribadi atau
mengindividualisasi pada jati diri anak, jika dalam pengembangaannya
disesuaikan dengan tuntutan prilaku yang terjadi secara nyata dalam kehidupan
anak.
c) Nilai
sains bagi pengembangan psikomotorik anak
Pengembangan
pembelajaran sains yang melibatkan anak secara optimal akan mampu membantu perkembangan
psikomotorik anak. Terkait dengan sifat perkembangan psikomotorik, biasanya
mengarah pada tuntunan anak memiliki kesanggupan untuk menggerrakkan anggota
tubuh dan bagaian-bagiannya.
C. Nilai
Sains Bagi Perkembangan Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan
Kesiapan Kehidupan Anak Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
v Nilai
sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreativitas anak
Perkembangan
kreativitas pada anak parasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting
yang mesti di-akomodasi kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu
mengaplikasikan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotornya secara lebih
luas, melalui berbagai gagasan , untuk kemampuan atau keterampilan, produk
benda / sesuatu atau bentuk pertanyaan-pertanyaan.
v Nilai
sains bagi pengembanagan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam mengisi
kehidupannya.
Aspek-aspek
pengembangan dalam diri anak akan semaakin baik jika akumulasi dari dampak
pembelajaran sains itu terus berkembang, akan berkontribusi positif terhadap
peningkatan kemampuan anak untuk mengaktulisasikan dirinya dalam kehidupan yang
lebih luas. Hal tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang
kondusif akan bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan
investasi bagi kepentingan kehidupan bangsa dan negara.
v Nilai
sains bagi perkembangan religius anak
Liek
Wilardja (1997) menyatakan dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang
tepat pada anak maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak
mudah berprasangka menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapi
kesulitan, bahkan dapat membuhkan nilai religius yaitu rasa bersyukur dan
memulaikan-nya.
B.
Nilai Sains Bagi Pengembangan Kemampuan
Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak
Bagaimana kontribusi sains bagi
pengembangan kohnitif, afektif dan psikomotorik anak? Telah diuraikan bahwa
tujuan dari pengembangan pembelajaran sains adalah relevan dengan tujuan dan
kurikulum sekolah, artinya aspek domain yang diharapkan tercapai dan dikuasai
anak pada pengembangan sains akan menentukan terwujudnya tujuan sekolah secara
umum. Nilai sains bagi kehidupan anak sebagai insan sekolah maupun pribadi
menjadi lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.
Sumbangan pengembangan pembelajaran
sains menjadikan anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih
manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan
dilingkungannya.
a. Nilai
Sains Bagi Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak
Abruscato
menilai bahwa kegiatan sekolah yang seringkali dihabiskan untuk mengasah daya
pikir dan menyerap pengetahuan semata-mata, itu adalah keliru. Mengacu pada
teori perkembangan kognitif, yang terpenting bukan anak menyerap
sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat
dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep
dan prinsip yang dipelajarinya. Jadi nilai sesungguhnya dari sifat pengembangan
kognitif harus mengarah pada isi dan proses. Dalam mengarahkan anak untuk
menguasai isi pengetahuan, dilakukan melalui proses atau aktivitas yang
bermakna. Fasilitasi mereka dalam menguasainya melalui kegiatan yang bisa
mencakup dimensi isi maupun proses tersebut, misal: melalui observasi, membaca,
diskusi, eksperimen, atau media yang relevan.
b. Nilai
Sains Bagi Pengembangan Afektif Anak
Setiap
anak sejak dini perlu diberikan dan dilibatkan pada suasana atau situasi yang
dapat memberikan pengalaman afeksi yang membekas. Dimensi afeksi tidak dapat
melekat kuat sebagai suatu dampak pembelajaran, jika diperkenalkan dan
ditanamkan pada anak melalui verbal semata; tetapi hendaknya diperkenalkan
melalui keterlibatan anak dalam perilaku nyata, sehingga nilai afeksi yang
dikembangkan mereupakan suatu pola prilaku yang benar-benar diwujudkan dalam
perbuatan. Pembelajaran sains, sesuai dengan karakteristiknya banyak memberikan
kesempatan pada anak untuk dapat mengekspresikan emosi pada dunianya. Begitu
besar pengaruh kehidupan dan lingkungan anak terhadap pembentukan nilai afeksi
pada diri anak, maka tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran sains adalah
menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan, bermakna menyentuh anak
sehingga dapat menumbuh-kembangkan afeksi anak secara positif. Artinya dapat
membentuk anak yang memiliki jati diri dan sikap-sikap sebagai ilmuwan.
c. Nilai
Sains Bagi Pengembangan Psikomotorik Anak
Disamping
nilai pengembangan pembelajaran sains berkontribusi positif pada kemajuan
kognitif dan afeksi anak, pengembangan pembelajaran sains yang melibatkan anak
secara optimal akan mampu membantu perkembangan psikomotorik anak. Dengan
demikian irama dimensi perkembangan anak seimbang. Terkait dengan sifat
perkembangan psikomotorik; biasanya mengarah pada tuntutan anak memiliki
kesanggupan untuk menggerakan anggota tubuh dan bagian-bagiannya. Kemampuan ini
diperuntukan agar anak dapat memanipulasi lingkungannya. Dalam memanipulasi
lingkungan diperlukan koordinasi antara pikiran (mind) dan kesanggupan tubuh
untuk melakukannya (baik dengan motorik kasar maupun motorik halusnya), dan
pada anak perlu dikembangkan kedua-duanya.
Motorik kasar anak dapat berkembang
melalui aktivitas sains sebagai pengganti, missal: dengan membentuk bangunan
dari pasir, tanah, bercocok tanam bunga, dan lain-lain; yang semuanya merupakan
bagian dari aktivitas sains. Sedangkan keterampilan motorik halus dapat
dilakukan melalui aktivitas menggaris dengan pinsil dan penggaris, mengukur,
memilih benda-benda (kasar, halus dan lain-lainnya).
C. Nilai Sains Bagi Perkembangan
Berfikir Kritis dan Kreatifitas, Aktualisasi Diri dan Kesiapan Kehidupan Anak
Serta Pengembangan Nilai Religius Anak
Telah
dikemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak dikembangkan
dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang tinggi bagi mereka
yang melaksanakannya. Pada bagian ini akan meneropong nilai sains seara lebih
jauh, ternyata sains tidak hanya berperan dan berpengaruh terhadap tiga
kemampuan utama anak saja (kognitif, afektif dan psikomotor); tetapi kemampuan
guru dan sekolah dalam memfasilitasi pengembangan pembelajaran sains pada anak
juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan kreatifitas anak,
kemampuan berfikir kritis, kemampuan dalam mengaktualisasikan diri, dan
menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya, serta mampu menumbuhkan nilai
religious pada mereka (Abrucato, 1982).
C.nilai
sains pengembangan berfikir kritis dan kreatifitas , aktualisasi diri kehidupan
anak, serta pengembangan nilai religius anak
Telah
di kemukakan, bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak yang
dikembangakan dengan baik atau kondusif akan memberikan nilai belajar yang
tinggi kepada mereka yang melaksakanya. Uraian pada bagaian ini akan meneropong
nilai sains secara lebih jauh, ternayata sains tidak hanya berperan dan
berpengaruh terhadap tiga kemampuan anak saja (kongnitif,afektif, psikomotorik)
: tetapi kemampuan guru dan sekolah memfasilitasi pengembangan pembelajaran
sains pada anak juga memberikan sumbangan berarti terhadap pengembangan
kreatitas anak, kemampuan berfikri kritis, kemampuan berfikir kritis,kemampuan
anak dalam mengaktulisasikan diri, dan menyiapakan diri anak dalam mengatasi
kehidupanya, serta mampu menumbuhkan nilai religius pada mereka (Abruscato,
1982)
a)
nilai sains bagi perkembangan keterampilan berfikir dan kreatifitas anak
melalui
pengenalan dan pengembangan aspek sains pada anak akan mengundang dan
menumbuhkan rasa ingin tahu yang amat tinggi. Setting dan lingkungan belajar
yang di sediakan akan meransang anak untuk memnuculkan pertanyan-pertanyaan
menakjubkan dan tidak terduga. Dan itulah wujud dari berfikir dan belajar kreaatif
yang nyata. Telah diketahui bahwa bepengembangan kreatiftas pada anak
prasekolah atau usia dini merupakan tujuan terpenting yang meski di-akomdasi
kurikulum, karena anak yang kreatif akan mampu mengaplikasinya kemampuan
kongnif, afektif, dan psikomotornya secara lebih luas, melalui berbagai
gagasan, untuk kemampuam atau keterampilanya, produk benda/sesuatu bentuk
pertnya-pertanya .
Selama kegiatan sains
kretifitas anak akan diwujudkanya secara nyata
dalam bentuk menemukan konsep baru (dari bacaan), mengakreasi
keterampilan baru/ahli ( cara memberi makan ikan atau binatang), dan
lain-lain.dan kegiatan sains dapat mengembangkan anak secara signifikasi adalah
harus memenuhi syarat, misalkan kegiatan sains yang baik untuk mengembangkan kretatitas
anak adalah harus di wujudkanya dengan kegiatan pembelajaran sains yang kretif, sebab
aktifitas kreatif tidak mungkin tetrjadi tanpa penciptan lingkungan belajar
yang kretif, serta semua pihak harus mendukungnya, baik guru, kepala sekolah,.
Dan lain-lain. Pokoknya seluruh komponen lingkungan sains diusahkan memberikan
dukungn yang optimal (total environmrnt)
bagitu
pula terhadap pengembangkan kemampuan berfikir kemampuan berfikir kritis pada
anak, dengan kemasan pembelajaran sains yang kondusif anak akan mengenali lebih
baik objek atau lingkungan yang dipelajarinya. Pembelajaran seperti itu akan
membentu anak mengenali secara langsung berbagi hal. Anak akan mengenal
tantangan kehidupan dan peluang-peluangnya. Dengan penyedian pengelaman
langsung melalui pembelajaran sains, kekuatan intelektual anak menjadi terlatih
secara stimulasi dan terus-menetus. Dengan sering mengamati, maka keterampilan
berfikir kritis akan berkembang.
Berbagi
cara praktis yang di anjurkan untuk dapat mempercepat cepat berfikir kritis
pada anak, misalnya dengan menciptakan berbagi stuasi yang dapat dikritisi,
meminta anak untuk menelusuri sebab-sebabnya, dan membuat atau mengajukan
pertanyan-pertanyaan yang dapat merangsang (seputar kehidupan anak). Contoh
sederhana, membahas topik sabun (gelembungan), topik kapal dan lipatan kertas,
dan sebagainya, dapat dikreasi oleh guru sendiri .
b)
nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak dalam
mengisi kehidupanya
Secara
konsisten jika praktek-praktek pengembangan pembelajaran sains pada anak
dikemas sedemikian rupa , maka kematangan pada aspek-aspek pengembangan dalam
diri anak akan semakin baik. Artinya jika stimulasi dari dampak pembelajaran
sains itu terus berkembang,akan berkontribusi posotif terhadap peningkatan kemampuan
anak untuk mengaktyalisasikan dirinya dalam kehidupan yang lebih luas.hal
tersebut juga memiliki arti, bahwa pembelajaran sains yang kondusif akan
bermakna dalam penyiapan anak sebagai sumber daya manusia dan invertasu bagi
kepentingan kehidupan bangsa dan negara. Nilai lainya pengembangan pembalajaran
sains yang kondusif kini merupakankehidupanya kelak secara lebih baik.
Pengembangan pembelajaran sains yang kondisif pada anak usia dini merupakan predictor
tersedianya warga negara yang berkualitas di masa mendatang. Serta pembelajaran
sians baik saat ini
merupakan predictor karier dan masa depan anak yang cerah.
c)nilai
sains bagi perkembangan religius anak
Bahkan lebih jauh, sumadji (1988)
mengakuui semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains, ia akan merasa
semakin kecil sebagai mahluk di bandingkan tuhan, itulah nilau lainya dari
sains, ternyata pemahaman akan sains
berkolerasi dengan peningkatan kesadaran religius seseorang. Issac
netwon misalnya, fisikawa termuka mengibaratkan dirinya sebgaua anak kecil yang
sedang bermain kerang dipantai, sedangkan lautan yang mebentang luas ibarat
sains. Juga einstetens , senula atheis karena menekui sains menjadi yakin
adanya tuhan
Semua manfaat dan nilai-nilai
sebgaimana yang telah di sajikan di atas
akan semakin tinggi nilai melakat pada anak, jika dalam pengembangan dilakukan dengan cara-cara
yang menyenangkan dan lebih bermakna . apalagi bla interkasi antara anak dan
lingkungnya dipersipkan dan dikemas secara terprogram serta terlaksanaknya dengan
intervensi yang tepat dan sesuai dengan tugas-tugas perkembangan anak. Maka
sasaran yang lebih tinggi akan akan tercapai
perkembangan anak. Maka sasaran yang lebih tinggi akan tercapai Like
Wilardaya (1997)menyatakan, dengan proses pengembangan pembelajaran sains yang
tepat pada anak, maka anak akan dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak
mudah berrpengsaka, menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam menghadapu
kesulitan bahkan dapat menumbuhkan nilai religius, yaitu rasa bersyukur dan memulaikan-Nya.