Senin, 22 Oktober 2012

Running Record Anak Agresif


LAPORAN OBSERVASI
Nama TK        : TK BBTMC (Balai Benih Tani Makmur Cihea)
Kelas               : B
Waktu             : Sabtu, 11 Februari 2012
Running Record :
Kelas ini berjumlah 32 orang dengan didampingi 3 orang guru. Waktu belajarnya dimulai dari pukul 07:30 sampai 10:00. Bel berbunyi tepat pada pukul 07:30, anak-anak berhamburan keluar dan segera berbaris di halaman. Pada awalnya anak belum menunjukkan sosial emosional yang kurang baik.Tetapi, ketika baris didepan kelas ada 3 orang anak perempuan yang tidak mau baris di depan, lalu tiga anak perempuan itu terus saja bergiliran saling menyuruh temannya agar baris didepan dia.
Seperti biasa anak-anak bernyanyi dan berbaris. Pada saat memasuki ruang kelas, sebagian anak tertib satu persatu masuk ke ruang kelas dan duduk dengan rapi. Tetapi tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang mendorong temannya sampai jatuh lalu berlari ke tempat duduknya tanpa merasa bersalah.
Kebetulan pada hari itu adalah hari Sabtu, jadi disekolah memfokuskan kegiatan pembelajaran Pengembangan Agama anak. Anak-anak diwajibkan memakai pakaian muslim dan memakai kopiah bagi laki-laki dan kerudung bagi perempuan. Tetapi ada 2 orang anak yang tidak memakai kerudung, mereka beralasan gerah, walaupun guru telah membujuk mereka agar memakai kerudung tetap saja tidak mau menurut, tapi pada akhirnya mereka menyerah juga dan mau memakai kerudungnya.
            Hal pertama yang dilakukan didalam kelas adalah menanyakan kabar dan berdo’a seperti biasanya. Hanya saja setelah berdo’a anak-anak mulai mendalami agama yaitu hafalan surat-surat pendek. Diucapkan bersama-sama dengan guru, dan sebagian dari mereka mengikutinya dengan baik. Juga ketika melantunkan Asmaul Husna anak-anak mencoba untuk mengikuti gurunya. Anak-anak juga cukup antusias dan mengikutinya dengan baik.
            Setelah selesai melantunkan Asmaul Husna, anak-anak belajar mengenal huruf hijaiyah. Guru memberikan contoh terlebih dahulu dan ditulis di papan tulis. Ketika guru menulis ada satu orang anak yang malah tiduran di lantai. Ketika bersama-sama mengucapkan huruf hijaiyah tersebut ada sebagian anak yang sangat pelan membacanya. Kemudian anak-anak ditunjuk dan menunjuk diri untuk membacanya sendiri. Ada 2 orang yang menunjuk diri, tetapi ada juga yang ditunjuk oleh guru dan keempatnya lancer dalam pengucapannya.
            Setelah selesai diperkenalkan, anak-anak diberi buku Latihan Agama yang berisi tentang huruf-huruf tadi dan anak-anak diberi tugas untuk menulisnya kembali pada buku tersebut sampai kotak-kotaknya terpenuhi lalu dikumpulkan dan diberi nilai oleh guru.
            Selesai pembelajaran, sudah waktunya anak-anak untuk beristirahat. Ada yang bermain di halaman, ada pula yang hanya berdiam diri di kelas dan ada jga yang makan. Diamati pada kegiatan ini, anak cukup disiplin dan tertib dalam penggunaan alat bermain karena memang alat permainannya banyak dan beragam, ditambah lagi cuaca diluar sangat terik sehingga banyak anak-anak yang hanya diam di kelas dan makan di saung halaman sekolah.
            Setelah masuk, kegiatan tidak berjalan dengan kondusif, karena anak-anak dan guru sibuk dengan persiapan untuk Porseni ( Pekan Olah Raga dan Seni). Anak-anak sangat antusias dalam latihan. Anak-anak dibagi menjadi beberapa macam lomba seperti : lomba hafalan surat pendek, lomba mawarnai, lomba bernyanyi, lomba bernyanyi pupuh, lomba menari dan lomba senam. Setelah selesai anak baca do’a dan pulang.

Pendapat saya:
            Perkembangan anak-anak mulai matang ketika mereka memasuki semester 2 apalagi di kelas B. mereka sudah mulai terbiasa dengan kegiatan bermain sambil belajar. Begitupun dengan perkembangan sosial emosionalnya, meskipun masih ada yang tampak seperti pemalu, jail, dan pembangkangan tapi secara keseluruhan anak tidak ada yang ngebos, ataupun anak yang manja dan tidak mau ditinggal oleh ibunya.
            Menurut saya ada anak yang mencari perhatian saya, terutama anak laki-laki, karena dari perilakunya dia seolah-olah ingin saya perhatikan dan ingin saya tegur. Mereka mencoba untuk bertanya “Bu, dimana coba lokernya saya?” pertanyaannya sederhana, ada juga yang sekedar “Ibu, coba lihat pekerjaan saya.” Tapi dia hanya bertanya hal itu hanya kepada saya. Mungkin dia ingin mencoba untuk mengakrabkan diri. Berarti mereka sudah tidak pemalu, ya untuk sebagian anak.
            Sikap pemalu pada saat membaca huruf-huruf hijaiyah juga bukan berarti dia tidak mampu, buktinya ketika dia ditunjuk oleh guru, dia dengan keras dan benar dalam membacanya.
            Sebagian anak juga sudah belajar disiplin untuk tertib dan rapi saat berbaris dan masuk ke ruangan kelas.

Cara guru menangani :
1.     Ketika ada anak perempuan yang tidak mau memakai kerudung, guru mencoba untuk membujuknya. Dengan pujian, bahwa mereka akan lebih cantik jika memakai kerudung.
2.      Ketika ada anak mendorong temannya sampai jatuh, guru hanya bilang, “anak shaleh, tidak akan mendorong temannya sampai jatuh, ayo minta maaf sayang”.
3.      Ketika ada yang pemalu dikelas, guru menunjuknya agar anak tidak minder dan menjadi sosok yang pemberani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar